Makna: “ Robbi Afwaka Astaghfirullah” (Bagian Pertama)

Supa Athana - Entertainment
16 March 2025 13:36
“Robbî ‘afwaka astaghfirullah” bukan sekadar lafaz, tetapi sebuah realitas spiritual yang mengantarkan seorang hamba pada kesempurnaan dan penyaksian Ilahi (syuhûd).

Oleh:Muhammad Taufiq Ali Yahya*

Dalam perspektif ahli hakikat, ungkapan “Robbî ‘afwaka astaghfirullah” bukan sekadar permohonan ampun secara lahiriah, tetapi mengandung makna yang lebih dalam. Makna yang bisa dikaitkan dengan ungkapan ini:

  1. Pengakuan Ketidaksempurnaan Diri

Seorang hamba menyadari keterbatasannya di hadapan Allah, mengakui bahwa dirinya penuh kekurangan dan kesalahan.

  1. Permohonan Ampunan Hakiki

Bukan sekadar meminta dihapusnya dosa lahiriah, tetapi juga kegelapan batin yang menghalangi cahaya makrifat.

  1. Kesadaran akan Kebutuhan kepada Allah

Mengungkapkan kefakiran mutlak kepada Allah (faqr), bahwa manusia tidak memiliki daya dan upaya tanpa-Nya.

  1. Permintaan Pelepasan dari Belenggu Ego (Nafs)

Astaghfirullah bukan hanya untuk dosa lahiriah, tetapi juga untuk melepaskan diri dari perangkap ego dan sifat buruk.

  1. Memohon Cahaya Ilahi

‘Afwaka menunjukkan harapan untuk memperoleh cahaya Ilahi yang menghapus kegelapan jiwa.

  1. Penyucian Hati untuk Makrifat Lebih Dalam

Seorang hamba yang memohon ampun dengan tulus sedang membersihkan hatinya agar mampu memahami hakikat lebih dalam.

  1. Perjalanan Menuju Kesempurnaan

Istighfar dalam hakikatnya adalah langkah menuju kesempurnaan spiritual (kamâl) dengan meninggalkan keterikatan duniawi.

  1. Pembebasan dari Hijab antara Hamba dan Tuhan

Kesalahan dan dosa menjadi hijab (penghalang) bagi manusia untuk menyaksikan keindahan dan keagungan Tuhan.

  1. Pintu Menuju Cinta Ilahi

Allah mencintai hamba-Nya yang sering beristighfar, karena itu adalah tanda ketundukan dan kejujuran dalam ibadah.

  1. Memohon Rahmat yang Lebih Besar

‘Afw (maaf) adalah bentuk ampunan yang lebih tinggi, di mana Allah tidak hanya mengampuni tetapi juga menutupi dan menghapus dampak kesalahan.

  1. Melepaskan Beban Masa Lalu

Dengan beristighfar, seseorang melepaskan beban kesalahan masa lalu dan melangkah dengan hati yang lebih ringan.

  1. Kesadaran akan Keterikatan dengan Allah

Setiap istighfar mengingatkan seorang hamba bahwa ia selalu berada dalam jangkauan kasih sayang Allah.

  1. Penyerahan Diri secara Total

Dalam istighfar, seseorang menyerahkan diri kepada Allah dengan harapan agar Dia yang mengatur dan memperbaiki keadaan dirinya.

  1. Kunci Pengabulan Doa dan Kedekatan dengan Ahlulbait

Orang yang sering beristighfar lebih dekat dengan doa dan syafaat Nabi serta para Imam, karena mereka adalah pintu rahmat Allah bagi umat manusia.

 

“Robbî ‘afwaka astaghfirullah” bukan sekadar lafaz, tetapi sebuah realitas spiritual yang mengantarkan seorang hamba pada kesempurnaan dan penyaksian Ilahi (syuhûd).

 

Dalam Alquran, makna “Robbî ‘afwaka astaghfirullah” dapat dikaitkan dengan berbagai ayat yang menjelaskan konsep ‘afw (maaf/penghapusan dosa) dan istighfar (memohon ampun).

 

  1. Ampunan sebagai Wujud Rahmat Allah

“Dan Tuhanmu adalah Maha Pengampun, penuh rahmat. Jika Dia menyiksa mereka karena perbuatan mereka, niscaya Dia akan menyegerakan azab bagi mereka.”(QS. Al-Kahfi: 58)

➡️ Ayat ini menunjukkan bahwa istighfar adalah sarana untuk mendapatkan rahmat Allah.

 

  1. Pintu Rezeki yang Luas

“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan lebat kepadamu dan memperbanyak harta serta anak-anakmu.”

(QS. Nuh: 10-12)

➡️ Istighfar bukan hanya menghapus dosa, tetapi juga membuka pintu rezeki dan keberkahan.

 

  1. Penghapusan Dosa Secara Total (‘Afw)

“Jika kamu menampakkan atau menyembunyikan kesalahanmu, atau memaafkan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf, Maha Kuasa.”

(QS. An-Nisa: 149)

➡️ ‘Afw adalah bentuk pengampunan yang lebih tinggi, di mana kesalahan benar-benar dihapus.

 

  1. Istighfar sebagai Sarana Mendapatkan Petunjuk

“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu, lalu bertobat kepada-Nya. Niscaya Dia akan memberikan kenikmatan kepadamu sampai waktu yang ditentukan dan menganugerahkan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik.”(QS. Hud: 3)

➡️ Istighfar membawa petunjuk dan kehidupan yang lebih baik.

 

  1. Keselamatan dari Azab Allah

“Dan tidaklah Allah akan menyiksa mereka, sedang mereka beristighfar.”(QS. Al-Anfal: 33)

➡️ Selama seseorang masih beristighfar, azab Allah tidak akan menimpanya.

 

  1. Penyucian Jiwa dari Kesalahan

“Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.”

(QS. Al-Baqarah: 222)

➡️ Istighfar adalah sarana untuk menyucikan diri dan mendekatkan diri kepada Allah.

 

  1. Syarat Diterimanya Amal

“Dan aku berkata, ‘Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun’.”(QS. Nuh: 10)

➡️ Amal seseorang lebih mudah diterima jika hatinya bersih dari dosa melalui istighfar.

 

  1. Penghapus Keburukan dan Dosa

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan.”

(QS. Hud: 114)

➡️ Istighfar adalah salah satu bentuk perbuatan baik yang menghapus dosa.

 

  1. Mendekatkan kepada Kasih Sayang Allah

“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal saleh, dan tetap dalam petunjuk.”

(QS. Thaha: 82)

➡️ Allah menjamin kasih sayang-Nya bagi mereka yang beristighfar dengan tulus.

 

  1. Istighfar sebagai Ciri Orang Bertakwa

“Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka segera mengingat Allah lalu memohon ampun atas dosa-dosa mereka.”(QS. Ali Imran: 135)

➡️ Orang bertakwa selalu beristighfar setelah melakukan kesalahan.

 

  1. Istighfar Menjaga Hati dari Kekerasan

“Maka celakalah bagi orang-orang yang hatinya telah membatu dari mengingat Allah.”

(QS. Az-Zumar: 22)

➡️ Istighfar melembutkan hati dan menjauhkan dari kerasnya jiwa.

 

  1. Menyelamatkan dari Kehancuran

“Mengapa mereka tidak memohon ampun kepada Allah, padahal Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang?”(QS. Al-Maidah: 74)

➡️ Allah mengajarkan bahwa istighfar adalah jalan keselamatan.

 

  1. Istighfar sebagai Kunci Kedekatan dengan Rasulullah

“Dan jika mereka, ketika menganiaya dirinya sendiri, datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.”(QS. An-Nisa: 64)

➡️ Istighfar yang disertai kedekatan dengan Rasulullah dan Ahlulbait lebih mustajab.

 

  1. Bukti Ketundukan dan Kepasrahan kepada Allah

“Dan kembalilah kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi.”

(QS. Az-Zumar: 54)

➡️ Istighfar adalah tanda kepasrahan total kepada Allah sebelum datangnya azab.

 

Dari ayat-ayat di atas, jelas bahwa “Robbî ‘afwaka astaghfirullah” adalah permohonan ampun yang sangat dalam maknanya. Ia bukan sekadar meminta penghapusan dosa, tetapi juga jalan menuju rahmat, rezeki, petunjuk, dan kedekatan dengan Allah serta Rasul-Nya.

 

“Robbî ‘afwaka astaghfirullah” Makna yang diambil dari berbagai riwayat Nabi Muhammad (SAW) dan Ahlulbait (AS):

 

  1. Istighfar sebagai Kunci Rezeki

Rasulullah (SAW) bersabda:

“Barang siapa yang memperbanyak istighfar, maka Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesedihannya, solusi bagi setiap kesulitannya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”

(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

➡️ Istighfar membuka pintu rezeki dan solusi dalam kehidupan.

 

  1. Istighfar sebagai Perlindungan dari Azab

Imam Ali (AS) berkata:”Tidak ada azab yang turun kecuali karena dosa, dan tidak ada yang dapat mencegahnya kecuali istighfar.”(Nahjul Balaghah, Hikmah 88)

➡️ Istighfar adalah perisai dari azab dunia dan akhirat.

 

  1. ‘Afw (Maaf) adalah Penghapusan Total Dosa

Imam Ja’far Shadiq (AS) berkata:

“Ada dua jenis ampunan Allah: maghfirah (mengampuni dosa tetapi tetap mencatatnya) dan ‘afw (menghapus dosa seolah tidak pernah terjadi).”

(Bihar al-Anwar, jilid 6, hlm. 26)

➡️ ‘Afw lebih tinggi daripada maghfirah, karena dosa benar-benar dihapus dari catatan amal.

 

  1. Istighfar Sebagai Penyempurna Iman

Rasulullah (SAW) bersabda:

“Berbahagialah orang yang di akhir catatan amalnya tertulis banyak istighfar.”(HR. Ibnu Majah)

➡️ Istighfar adalah tanda kesempurnaan iman dan keberuntungan di akhirat.

 

  1. Istighfar adalah Cahaya dalam Kegelapan

Imam Ali (AS) berkata:

“Hati yang banyak beristighfar akan bersinar, dan hati yang sedikit beristighfar akan gelap.”

(Ghurar al-Hikam, hadis 5456)

➡️ Istighfar menyinari hati dengan cahaya Ilahi.

 

  1. Istighfar sebagai Senjata Spiritual

Rasulullah (SAW) bersabda:Senjata orang beriman adalah doa, dan bentengnya adalah istighfar.”

(Kanzul Ummal, hadis 3269)

➡️ Istighfar melindungi seseorang dari bisikan setan dan godaan dunia.

 

  1. Istighfar sebagai Pembersih Jiwa

Imam Ali Zainal Abidin (AS) berkata:

“Istighfar adalah air suci bagi jiwa, yang membersihkan hati dari kotoran dosa.”

(Sahifah Sajjadiyah, doa 31)

➡️ Istighfar adalah sarana tazkiyatun nafs (penyucian diri).

 

  1. Istighfar Menjaga Hati dari Kekerasan

Rasulullah (SAW) bersabda:

“Hati menjadi keras karena dosa, dan cara melunakkannya adalah dengan istighfar.”(Mustadrak al-Wasa’il, jilid 11, hlm. 377)

➡️ Istighfar menjaga kelembutan hati dan menghindari kekerasan jiwa.

 

  1. Istighfar adalah Bentuk Kesadaran Spiritual

Imam Ja’far Shadiq (AS) berkata:

“Orang yang sadar akan kesalahannya dan beristighfar lebih baik daripada orang yang sibuk dengan ibadah tanpa kesadaran.”Al-Kafi, jilid 2, hlm. 437)

➡️ Istighfar adalah tanda kesadaran diri di hadapan Allah.

 

  1. Istighfar Menghapus Kesalahan Besar

Rasulullah (SAW) bersabda:”Barang siapa yang beristighfar setiap hari, dosa-dosanya akan dihapus, meskipun sebanyak buih di lautan.”(HR. Tirmidzi dan Ahmad)

➡️ Tidak ada dosa yang tidak bisa dihapus oleh istighfar yang tulus.

 

  1. Istighfar Sebagai Tanda Kedekatan dengan Ahlulbait

Imam Hasan (AS) berkata:

“Kami (Ahlulbait) adalah perantara ampunan Allah. Barang siapa yang ingin Allah mengampuninya, hendaklah ia mencintai kami dan memperbanyak istighfar.”

(Bihar al-Anwar, jilid 43, hlm. 261)

➡️ Istighfar yang disertai kecintaan kepada Ahlulbait lebih diterima di sisi Allah.

 

  1. Istighfar sebagai Jembatan ke Surga

Rasulullah (SAW) bersabda:”Tidak ada yang lebih mendekatkan seseorang ke surga selain istighfar yang tulus.”(HR. Thabrani, Al-Mu’jam al-Kabir, hadis 1536)

➡️ Istighfar adalah kunci masuk ke surga.

 

  1. Istighfar sebagai Tanda Rendah Hati

Imam Musa al-Kazhim (AS) berkata:

“Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling banyak beristighfar.”

(Tuhaf al-Uqul, hlm. 409)

➡️ Istighfar menunjukkan kerendahan hati seorang hamba.

 

  1. Istighfar sebagai Pintu Ketenangan Hati

Rasulullah (SAW) bersabda:”Jika hatimu merasa gelisah, perbanyaklah istighfar, karena ia mendatangkan ketenangan.”

(HR. Ahmad dan Hakim)

➡️ Istighfar menghilangkan kegelisahan dan membawa ketenangan.

Dari hadis-hadis ini, kita dapat memahami bahwa “Robbî ‘afwaka astaghfirullah” bukan hanya lafaz biasa, tetapi adalah sebuah perjalanan spiritual yang membawa ampunan, rahmat, rezeki, ketenangan, dan kedekatan dengan Allah serta Ahlulbait (AS).

Dalam perspektif Ahlulbait (AS), “Robbî ‘afwaka astaghfirullah” memiliki makna yang sangat dalam dan luas.

 

  1. Istighfar sebagai Sarana Mendekat kepada Allah

Imam Ali (AS) berkata:

“Tidak ada doa yang lebih dicintai Allah selain istighfar, karena itu adalah pengakuan akan dosa dan ketundukan kepada-Nya.”

(Ghurar al-Hikam, hadis 5456)

➡️ Istighfar adalah wujud ketundukan sejati kepada Allah.

 

  1. ‘Afw adalah Penghapusan Total Dosa

Imam Ja’far Shadiq (AS) berkata:

“Ada dua jenis ampunan Allah: maghfirah (mengampuni dosa tetapi tetap mencatatnya) dan ‘afw (menghapus dosa seolah-olah tidak pernah terjadi).”

(Bihar al-Anwar, jilid 6, hlm. 26)

➡️ ‘Afw lebih tinggi daripada maghfirah karena dosa benar-benar dihapus dari catatan amal.

 

  1. Istighfar sebagai Obat Hati yang Keras

Imam Ali (AS) berkata:”Ketika hatimu menjadi keras, perbanyaklah istighfar, karena itu akan melembutkannya.”

(Nahjul Balaghah, Hikmah 349)

➡️ Istighfar adalah terapi spiritual untuk hati yang keras.

 

  1. Istighfar Sebagai Penyucian Jiwa

Imam Ali Zainal Abidin (AS) dalam Doa Taubatnya berkata:”Ya Allah, aku memohon ampunan-Mu, ampunan yang menyucikan jiwaku dari kotoran dosa sebagaimana pakaian yang dicuci bersih dari noda.”(Sahifah Sajjadiyah, doa 31)

➡️ Istighfar adalah cara untuk menyucikan diri dan kembali fitrah.

 

  1. Istighfar Sebagai Jaminan Keselamatan dari Azab

Imam Ali (AS) berkata:”Allah tidak akan menyiksa seorang hamba yang terus beristighfar, karena istighfar adalah perisai dari azab-Nya.”

(Nahjul Balaghah, Hikmah 88)

➡️ Orang yang beristighfar terhindar dari murka dan azab Allah.

 

  1. Istighfar sebagai Pintu Rezeki

Imam Ja’far Shadiq (AS) berkata:

“Barang siapa yang ingin rezekinya melimpah dan umurnya panjang, hendaklah ia memperbanyak istighfar.”(Al-Kafi, jilid 2, hlm. 437)

➡️ Istighfar membuka pintu keberkahan dalam hidup.

 

  1. Istighfar Sebagai Sarana Pengampunan Dosa Besar

Imam Musa al-Kazhim (AS) berkata:”Tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni oleh istighfar yang tulus.”(Tuhaf al-Uqul, hlm. 409)

➡️ Istighfar yang sungguh-sungguh dapat menghapus dosa sebesar apa pun.

 

  1. Istighfar sebagai Jembatan Menuju Surga

Imam Hasan (AS) berkata:”Surga diperuntukkan bagi mereka yang selalu beristighfar dan memperbaiki dirinya.”

(Bihar al-Anwar, jilid 43, hlm. 261)

➡️ Istighfar adalah salah satu kunci untuk mendapatkan surga.

 

  1. Istighfar adalah Bentuk Kecintaan Allah kepada Hamba-Nya

Imam Ja’far Shadiq (AS) berkata:

“Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan mengilhamkan dalam hatinya untuk sering beristighfar.”

(Al-Kafi, jilid 2, hlm. 122)

➡️ Orang yang banyak beristighfar adalah orang yang dicintai Allah.

 

  1. Istighfar Sebagai Bentuk Ketergantungan Mutlak kepada Allah

Imam Ali (AS) berkata:”Janganlah kamu sombong dengan amalmu, karena bahkan para nabi pun senantiasa beristighfar kepada Allah.”

(Nahjul Balaghah, Hikmah 122)

➡️ Istighfar adalah tanda bahwa manusia selalu membutuhkan Allah.

 

  1. Istighfar Menjadi Penyebab Keberkahan Hidup

Imam Ali (AS) berkata:

“Jika engkau ingin keberkahan dalam hidupmu, ucapkanlah ‘Astaghfirullah’ sebanyak mungkin.”

(Ghurar al-Hikam, hadis 3452)

➡️ Istighfar membawa ketenangan dan keberkahan dalam hidup.

 

  1. Istighfar sebagai Bukti Rendah Hati di Hadapan Allah

Imam Ja’far Shadiq (AS) berkata:

“Tidak ada yang lebih dicintai Allah selain seorang hamba yang mengakui dosanya dan beristighfar dengan penuh keikhlasan.”

(Al-Kafi, jilid 2, hlm. 439)

➡️ Istighfar adalah bentuk pengakuan kelemahan diri di hadapan Allah.

Baca juga:
Akhirnya Hadir di Indonesia, Ini Harga iPhone 16

 

  1. Istighfar sebagai Penghapus Kejahatan Masa Lalu

Imam Ali (AS) berkata: “Sesungguhnya istighfar yang tulus dapat menghapus keburukan masa lalu dan menggantinya dengan kebaikan.”

(Nahjul Balaghah, Hikmah 417)

➡️ Istighfar tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga memperbaiki kehidupan seseorang.

 

  1. Istighfar sebagai Sarana untuk Meraih Ma’rifat Ilahi

Imam Ali (AS) berkata:Barang siapa yang ingin hatinya diterangi oleh cahaya ma’rifat, maka hendaklah ia memperbanyak istighfar.”

(Ghurar al-Hikam, hadis 1234)

➡️ Istighfar membuka pintu makrifat dan kedekatan dengan Allah.

Keterangan foto tidak tersedia.

Dari hadis-hadis Ahlulbait (AS) ini, dapat disimpulkan bahwa “Robbî ‘afwaka astaghfirullah” bukan sekadar permohonan ampunan biasa, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual menuju penyucian jiwa, ketenangan hati, keberkahan hidup, dan kedekatan dengan Allah serta Ahlulbait (AS).

 

Para mufasir dari kalangan Ahlulbait (AS) dan ulama lainnya menafsirkan “Robbî ‘afwaka astaghfirullah” dengan makna yang mendalam, berdasarkan Alquran dan hadis.

 

  1. ‘Afw adalah Penghapusan Total Dosa

Allamah Thabathabai dalam Tafsir al-Mizan menjelaskan:”Afw lebih tinggi daripada maghfirah. Maghfirah berarti Allah menutupi dosa, tetapi ‘afw berarti dosa benar-benar dihapus dari catatan amal.”

➡️ Allah bukan hanya mengampuni, tetapi juga menghapus jejak dosa seolah-olah tidak pernah terjadi.

 

  1. Istighfar Menghapus Dampak Spiritual Dosa

Syaikh Mufid menjelaskan dalam Tashhîh al-I‘tiqâd:

“Dosa meninggalkan bekas dalam jiwa, dan istighfar yang sungguh-sungguh dapat menghilangkan efek negatifnya.”

➡️ Istighfar bukan hanya pengampunan, tetapi juga pembersihan jiwa dari dampak dosa.

 

  1. Istighfar sebagai Kunci Rahmat Ilahi

Syaikh Thusi dalam Tafsir at-Tibyan menyatakan:”Setiap kali Allah menyebut istighfar dalam Alquran, itu selalu berkaitan dengan rahmat-Nya yang luas.”

➡️ Istighfar adalah jalan untuk memperoleh kasih sayang Allah.

 

  1. Istighfar Mengubah Takdir

Allamah Majlisi dalam Bihar al-Anwar menukil dari Imam Shadiq (AS):”Takdir seseorang bisa berubah dengan istighfar, terutama jika dilakukan dengan hati yang tulus.”

➡️ Istighfar dapat mengubah jalan hidup seseorang menjadi lebih baik.

 

  1. ‘Afw Berarti Dosa Tidak Diperhitungkan di Hari Kiamat

Syaikh Tabarsi dalam Tafsir Majma‘ al-Bayan menjelaskan:

”‘Afw berarti dosa tidak hanya dihapus, tetapi juga tidak dipertimbangkan lagi di akhirat.”

➡️ Dosa benar-benar lenyap, bukan hanya sekadar dimaafkan.

 

  1. Istighfar sebagai Pelindung dari Azab Dunia dan Akhirat

Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir al-Kabir menulis:

“Allah tidak akan menurunkan azab kepada kaum yang masih beristighfar, sebagaimana dalam QS. Al-Anfal: 33.”

➡️ Istighfar melindungi dari bencana dan hukuman.

 

  1. Istighfar sebagai Penyebab Ketenangan Hati

Raghib al-Isfahani dalam Mufradat al-Quran menjelaskan:

“Orang yang banyak beristighfar akan merasakan ketenangan karena hatinya bersih dari beban dosa.”

➡️ Istighfar mendatangkan ketentraman dalam hidup.

 

  1. Istighfar Membantu dalam Ma‘rifatullah

Mulla Sadra dalam Tafsir al-Asfar menafsirkan:”Istighfar bukan sekadar meminta ampun, tetapi juga cara mendekat kepada Allah dengan menyadari kelemahan diri.”

➡️ Istighfar membuka pintu makrifat (pengetahuan hakiki tentang Allah).

 

  1. Istighfar Menghancurkan Kesombongan

Sayyid Qutb dalam Fi Zilal al-Quran menulis:”Orang yang beristighfar sesungguhnya sedang merendahkan diri dan mengakui kebutuhannya kepada Allah.”

➡️ Istighfar adalah bentuk kehambaan yang sejati.

 

  1. Istighfar Mengundang Keberkahan dalam Hidup

Syaikh As-Sa‘di dalam Tafsir As-Sa‘di menjelaskan:”Jika manusia ingin keberkahan dalam hidupnya, hendaklah ia memperbanyak istighfar, sebagaimana dalam QS. Nuh: 10-12.”

➡️ Istighfar adalah kunci datangnya nikmat.

 

  1. Istighfar sebagai Bentuk Kesucian Jiwa

Syaikh Syahrastani dalam Al-Milal wa an-Nihal menafsirkan:

“Manusia yang banyak beristighfar sedang berusaha kembali ke fitrah sucinya.”

➡️ Istighfar adalah jalan menuju kesempurnaan diri.

 

  1. Istighfar sebagai Bentuk Kepasrahan kepada Allah

Syaikh Nawawi al-Bantani dalam Tafsir Marah Labid menjelaskan:

“Istighfar yang benar adalah yang diiringi dengan penyesalan mendalam dan kepasrahan total kepada Allah.”

➡️ Istighfar sejati membutuhkan hati yang benar-benar menyesal.

 

  1. Istighfar sebagai Cahaya yang Menghapus Kegelapan Dosa

Imam Khomeini dalam Adab as-Salat menulis:”Dosa adalah hijab antara manusia dan Allah. Istighfar yang sungguh-sungguh dapat mengangkat hijab itu.”

➡️ Istighfar menghilangkan penghalang antara hamba dan Allah.

 

  1. Istighfar sebagai Penyebab Keberhasilan di Dunia dan Akhirat

Sayyid Muhammad Husain Thabathabai dalam Tafsir al-Mizan menulis:”Orang yang selalu beristighfar akan sukses di dunia dan akhirat karena Allah membimbingnya ke jalan yang benar.”

➡️ Istighfar membuka jalan kebaikan dalam kehidupan.

 

Kesimpulan

Menurut para mufasir, “Robbî ‘afwaka astaghfirullah” bukan sekadar permohonan ampunan, tetapi:

✅ Penghapusan total dosa melalui ‘afw

✅ Pembersihan jiwa dari dampak buruk dosa

✅ Kunci rahmat dan rezeki

✅ Perisai dari azab Allah

✅ Sarana menuju makrifat dan ketenangan hati

Dengan istighfar yang sungguh-sungguh, seseorang dapat memperoleh pengampunan, keberkahan, dan kedekatan dengan Allah.

 

Dalam tafsir para mufasir Syiah, “Robbî ‘afwaka astaghfirullah” memiliki makna yang mendalam, bukan hanya sebagai permohonan ampunan biasa, tetapi sebagai proses spiritual menuju kesempurnaan dan kedekatan dengan Allah.

 

  1. ‘Afw adalah Penghapusan Total Dosa

Allamah Thabathabai dalam Tafsir al-Mizan menjelaskan:

“Maghfirah berarti menutupi dosa, tetapi ‘afw berarti menghapusnya sepenuhnya dari keberadaan, seolah-olah dosa itu tidak pernah terjadi.”

➡️ ‘Afw lebih tinggi dari maghfirah, karena Allah benar-benar menghapus dosa tanpa menyisakan bekasnya.

 

  1. Istighfar sebagai Penyempurna Ma’rifat

Mulla Sadra dalam Tafsir Asfar al-Arba‘ah menulis:”Semakin tinggi makrifat seseorang, semakin dalam pula istighfarnya. Para nabi dan imam beristighfar bukan karena dosa, tetapi karena mereka melihat kelemahan diri mereka di hadapan keagungan Allah.”

➡️ Istighfar bukan hanya untuk penghapusan dosa, tetapi juga untuk mendekatkan diri kepada Allah.

 

  1. Istighfar Menghapus Hijab Spiritual

Imam Khomeini dalam Adab as-Salat menafsirkan:”Dosa adalah hijab yang menghalangi seseorang dari Allah. Istighfar sejati tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga menghancurkan hijab-hijab ini, sehingga hati menjadi terang.”

➡️ Istighfar membuka jalan menuju kesempurnaan ruhani.

 

  1. Istighfar Mengubah Takdir

Sayyid Muhammad Husain Thabathabai menulis:”Banyak ayat Alquran menunjukkan bahwa istighfar dapat mengubah takdir buruk menjadi baik, seperti dalam QS. Al-Anfal: 33.”

➡️ Dengan istighfar yang tulus, Allah bisa mengubah kehidupan seseorang ke arah yang lebih baik.

 

  1. Istighfar sebagai Sumber Rezeki dan Kesejahteraan

Syaikh Fadhil Lankarani dalam tafsirnya menyebutkan:”Allah menjanjikan rezeki dan keturunan yang baik bagi mereka yang memperbanyak istighfar, sebagaimana di QS. Nuh: 10-12.”

➡️ Istighfar adalah kunci keberkahan dan kelapangan hidup.

 

  1. Istighfar sebagai Sarana Mendapatkan Cahaya Ilahi

Syaikh Hadi an-Najafi dalam Mawsu‘ah Ahadits Ahlulbait menafsirkan:”Hati yang banyak beristighfar akan bercahaya dengan nur Ilahi, sedangkan hati yang tidak beristighfar akan gelap.”

➡️ Istighfar membersihkan hati dari kegelapan dan mendekatkannya pada Allah.

 

  1. Istighfar sebagai Bukti Kesadaran Diri

Allamah Bahrul Ulum menulis:

“Orang yang sadar akan kelemahan dan ketidaksempurnaannya akan lebih banyak beristighfar. Ini adalah tanda keimanan yang tinggi.”

➡️ Semakin tinggi kesadaran spiritual seseorang, semakin dalam istighfarnya.

 

  1. Istighfar sebagai Jaminan Keselamatan di Akhirat

Syaikh al-Mufid dalam Al-Irshad menafsirkan:”Orang yang meninggal dalam keadaan banyak beristighfar akan diselamatkan di alam barzakh dan akhirat.”

➡️ Istighfar adalah jalan keselamatan dari siksa kubur dan azab akhirat.

 

  1. Istighfar Menjadikan Dosa Sebagai Kebaikan

Allamah Thabathabai dalam Tafsir al-Mizan menjelaskan:”Dalam QS. Al-Furqan: 70, Allah berjanji akan mengganti dosa seseorang dengan kebaikan jika ia bertaubat dan beristighfar.”

➡️ Dengan istighfar yang sungguh-sungguh, dosa bisa berubah menjadi pahala.

 

  1. Istighfar sebagai Bentuk Tawassul kepada Ahlulbait

Syaikh Abbas al-Qummi dalam Mafatih al-Jinan menulis:”Orang yang ingin istighfarnya diterima hendaknya bertawassul kepada Ahlulbait, karena mereka adalah perantara rahmat Allah.”

➡️ Istighfar yang disertai kecintaan kepada Ahlulbait lebih mudah diterima.

 

  1. Istighfar sebagai Bukti Tawakkal kepada Allah

Sayyid Ibn Thawus dalam Iqbal al-A‘mal menafsirkan:”Orang yang banyak beristighfar menunjukkan bahwa ia hanya bergantung kepada Allah dan tidak mengandalkan dirinya sendiri.”

➡️ Istighfar adalah bentuk tawakkal yang sejati.

 

  1. Istighfar Menghapus Dosa Besar Sekalipun

Syaikh al-Kulayni dalam Al-Kafi menukil dari Imam Ja‘far Shadiq (AS):”Tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni oleh Allah selama seseorang benar-benar beristighfar dengan hati yang tulus.”

➡️ Bahkan dosa sebesar gunung bisa dihapus dengan istighfar yang sungguh-sungguh.

 

  1. Istighfar Sebagai Bukti Kecintaan Allah kepada Hamba-Nya

Sayyid Muhammad Shirazi dalam Tafsir Tasyri‘i lil Qur’an menulis:

“Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memberinya ilham untuk banyak beristighfar.”

➡️ Orang yang banyak beristighfar adalah orang yang dicintai Allah.

 

  1. Istighfar Sebagai Sumber Ketenangan Hati

Syaikh Ja‘far Subhani dalam tafsirnya menyebutkan:”Jika seseorang merasa gelisah dan hatinya tidak tenang, hendaklah ia memperbanyak istighfar, karena itu akan menenangkan jiwa.”

➡️ Istighfar adalah terapi ruhani untuk menghilangkan kegelisahan dan kecemasan.

 

Kesimpulan

Menurut para mufasir Syiah, “Robbî ‘afwaka astaghfirullah” bukan sekadar permohonan ampunan, tetapi:

✅ ‘Afw lebih tinggi dari maghfirah, karena dosa benar-benar dihapus

✅ Istighfar adalah jalan menuju makrifat dan kesempurnaan spiritual

✅ Istighfar menghilangkan hijab antara manusia dan Allah

✅ Istighfar bisa mengubah takdir buruk menjadi baik

✅ Istighfar adalah bentuk tawassul kepada Ahlulbait

✅ Istighfar membawa ketenangan dan keberkahan dalam hidup

 

Dengan istighfar yang sungguh-sungguh, seseorang bisa mencapai kedekatan dengan Allah, membersihkan jiwanya, dan memperoleh kebahagiaan di dunia serta akhirat.

 

Dalam perspektif ahli makrifat dan hakikat, kalimat “Robbî ‘afwaka astaghfirullah” memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar permohonan ampun. Mereka melihat istighfar sebagai jalan menuju penyaksian hakikat Ilahi (syuhud), penghapusan hijab antara hamba dan Tuhan, serta penyempurnaan diri dalam perjalanan menuju tauhid murni.

 

  1. ‘Afw adalah Kembali ke Hakikat Keberadaan (Wujud)

Ibnu Arabi dalam Fusus al-Hikam menjelaskan:”Afw bukan sekadar penghapusan dosa, tetapi pengembalian manusia ke fitrah asalnya, yaitu keberadaan yang murni tanpa noda nafsu.”

➡️ Dosa adalah keterputusan dari asal hakiki, dan ‘afw adalah penyatuan kembali dengan-Nya.

 

  1. Istighfar sebagai Kesadaran akan Fana’ (Lenyapnya Diri dalam Allah)

Mulla Sadra dalam Asfar Arba‘ah menafsirkan:”Istighfar sejati bukan hanya meminta ampunan, tetapi menyadari bahwa segala sesuatu selain Allah adalah ilusi belaka.”

➡️ Manusia yang mencapai makrifat akan beristighfar dari melihat dirinya sebagai wujud yang terpisah dari Allah.

 

  1. Istighfar Menghapus Hijab antara Hamba dan Tuhan

Sayyid Haydar Amuli dalam Jami‘ al-Asrar menyebutkan:

“Setiap dosa adalah hijab yang menghalangi seseorang dari menyaksikan hakikat Ilahi. Istighfar sejati mengangkat hijab-hijab ini.”

➡️ Dosa bukan hanya perbuatan lahiriah, tetapi juga kondisi batin yang menghalangi musyahadah (penyaksian).

 

  1. Istighfar sebagai Penyempurnaan Tauhid

Imam Khomeini dalam Misbah al-Hidayah menulis:”Para arif beristighfar bukan karena dosa, tetapi karena merasa belum mencapai tauhid yang sempurna.”

➡️ Istighfar adalah perjalanan menuju tauhid hakiki, di mana tiada yang dilihat selain Allah.

 

  1. Istighfar sebagai Penghancuran Ego (Nafs)

Sayyid Ibn Thawus dalam Muhaj al-Da‘awat menyebutkan:”Istighfar sejati adalah menghapus segala bentuk egoisme dan merasa hancur di hadapan Allah.”

➡️ Dosa terbesar adalah menganggap diri memiliki keberadaan independen dari Allah.

 

  1. Istighfar sebagai Pembersihan Ruh dari Kegelapan

Syaikh al-Buni dalam Syams al-Ma‘arif menjelaskan:”Hati manusia memiliki lapisan-lapisan cahaya dan kegelapan. Istighfar sejati akan membakar kegelapan ini dan mengungkapkan cahaya hakikat.”

➡️ Istighfar adalah proses alkimia ruhani untuk menyucikan hati.

 

  1. Istighfar Mengundang Tajalli (Manifestasi Ilahi)

Syaikh Al-Kashani dalam Misbah al-Hidayah menafsirkan:”Allah tidak akan menampakkan diri-Nya kepada hati yang belum dibersihkan dengan istighfar.”

➡️ Istighfar membuka pintu penyaksian tajalli Ilahi dalam diri seseorang.

 

  1. Istighfar sebagai Pengakuan akan Ketidaksempurnaan Hamba

Allamah Thabathabai dalam Tafsir al-Mizan menulis:”Salah satu rahasia istighfar adalah pengakuan manusia akan kehinaannya di hadapan Yang Maha Sempurna.”

➡️ Istighfar adalah bentuk kesadaran akan hakikat kehambaan.

 

  1. Istighfar sebagai Penyesuaian Diri dengan Iradah Ilahi

Syaikh Ibn Atha’illah dalam Al-Hikam menulis:”Orang yang beristighfar sedang berusaha menyesuaikan kehendaknya dengan kehendak Allah.”

➡️ Istighfar adalah perjalanan menuju kehendak Ilahi yang mutlak.

 

  1. Istighfar sebagai Kunci Ilmu Laduni

Sayyid Bahrul Ulum menafsirkan:

“Orang yang hatinya bersih dengan istighfar akan diberi ilmu langsung oleh Allah tanpa perantara.”

➡️ Istighfar membuka pintu hikmah dan ilmu batin.

 

  1. Istighfar sebagai Kesadaran akan Hakikat Syuhud

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dalam Futuh al-Ghaib menjelaskan:

“Orang yang telah mencapai syuhud hakiki tetap beristighfar karena ia menyadari bahwa makrifatnya masih belum sempurna.”

➡️ Setiap tingkat makrifat masih membutuhkan istighfar untuk mencapai yang lebih tinggi.

 

  1. Istighfar sebagai Sarana untuk Kembali kepada Nur Muhammadi

Syaikh al-Amini dalam Al-Ghadir menafsirkan:”Manusia berasal dari Nur Muhammadi, dan istighfar yang sejati akan mengembalikannya kepada cahaya asal ini.”

➡️ Istighfar adalah perjalanan kembali ke sumber cahaya yang hakiki.

 

  1. Istighfar Menghapus Keterikatan dengan Dunia

Syaikh Najmuddin Kubra dalam Fawatih al-Jamal menyebutkan:

“Dosa terbesar adalah keterikatan dengan dunia. Istighfar yang tulus akan memutus belenggu duniawi dari hati.”

➡️ Istighfar adalah jalan untuk bebas dari ilusi dunia.

 

  1. Istighfar sebagai Jalan menuju Haqiqat al-Haqaiq

Sayyid al-Hakim dalam Sirr al-Asrar menulis:”Orang yang mencapai Haqiqat al-Haqaiq (hakikat segala hakikat) adalah mereka yang beristighfar tanpa henti.”

➡️ Istighfar adalah jalan menuju puncak realitas Ilahi.

 

Kesimpulan

Menurut ahli makrifat dan hakikat, “Robbî ‘afwaka astaghfirullah” bukan sekadar permohonan ampun, tetapi:

✅ Pembersihan diri dari hijab-hijab yang menghalangi penyaksian Allah

✅ Pengakuan bahwa hanya Allah yang benar-benar ada (tauhid hakiki)

✅ Penghancuran ego dan keterikatan dunia

✅ Jalan menuju tajalli Ilahi dan makrifat sejati

✅ Kembali ke Nur Muhammadi dan Haqiqat al-Haqaiq

*Penulis adalah Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment