Makna Khotam (Penyempurna/خاتم) (Bagian Terakhir)

Supa Athana - Entertainment
27 February 2025 08:58
Khatam adalah segel ilmu batin yang hanya dibuka bagi mereka yang mencapai hakikat.

Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya*
Dalam pandangan ahli makrifat dan hakikat, makna khotam (خاتم) lebih dari sekadar penutup atau segel lahiriah. Ia memiliki dimensi batiniah dan hakiki, yang berkaitan dengan kesempurnaan spiritual, penyempurnaan perjalanan ruhani, dan manifestasi hakikat ilahi dalam wujud makhluk sempurna. Berikut makna khotam menurut ahli makrifat dan hakikat:

  1. Khatam sebagai Kesempurnaan Makhluk (Insan Kamil)
  • Ibnu Arabi (Fusus al-Hikam):

“Nabi Muhammad ﷺ adalah Khatam an-Nubuwwah, karena beliau adalah Insan Kamil yang mencerminkan semua nama dan sifat Allah secara sempurna.”

  • Dalam konteks ini, khotam berarti penyempurna manusia dalam manifestasi hakikat ilahi.
  1. Khatam sebagai Segel Rahasia Ilahi
  • Allamah Al-Bahrani (Madinat al-Ma’arif):

“Khotam adalah rahasia Allah yang hanya diwariskan kepada para wali dan makrifatullah sejati.”

  • Maknanya, khotam adalah segel ilmu batin yang hanya dibuka bagi mereka yang mencapai hakikat.
  1. Khatam sebagai Kesempurnaan Cinta Ilahi
  • Sayyid Haidar Amuli (Jami’ al-Asrar):

“Khatam bukan hanya akhir kenabian, tetapi juga puncak cinta dan manifestasi tajalli tertinggi Allah.”

  • Dalam makna ini, khotam adalah penyempurna perjalanan ruhani menuju mahabbah ilahiyyah (cinta Allah).
  1. Khatam sebagai Pintu Menuju Hakikat Muhammadiah
  • Mulla Sadra (Asfar Arba’ah):

“Hakikat Muhammadiah adalah cahaya yang menyempurnakan seluruh wujud. Khotam an-Nubuwwah berarti manifestasi terakhir dari hakikat ini di dunia.”

  • Dalam makna ini, khotam adalah kesempurnaan cahaya Muhammad yang menjadi sumber seluruh eksistensi.
  1. Khatam sebagai Manifestasi Nur Ilahi dalam Ahlul Bayt
  • Syekh Ahmad Al-Ahsa’i (Tafsir Al-Fawatih):

“Khotam tidak hanya berakhir di Rasulullah, tetapi juga berlanjut dalam wilayah Ahlul Bayt, karena mereka adalah pancaran cahaya ketuhanan.”

  • Maknanya, khotam adalah kelanjutan hakikat ilahi dalam para Imam Makshum.
  1. Khatam sebagai Simbol Kesempurnaan Ruhani
  • Al-Hallaj (Kitab al-Tawasin):

“Siapa yang mengenal khotam, ia mengenal dirinya. Siapa yang mengenal dirinya, ia mengenal Rabb-nya.”

  • Dalam konteks ini, khotam adalah kesempurnaan perjalanan ruhani menuju makrifatullah.
  1. Khatam sebagai Segel Makrifat dalam Hati Para Arif
  • Syekh Al-Kashani (Tafsir Shafi):

“Khotam adalah cahaya yang disegel dalam hati para wali dan arif, hanya terbuka bagi mereka yang ikhlas.”

  • Maknanya, khotam adalah segel makrifat yang tidak bisa diakses kecuali oleh mereka yang telah fana fillah (lebur dalam Allah).
  1. Khatam sebagai Manifestasi Sempurna Hakikat Insan Kamil
  • Sayyid Ibn Thawus (Misbâh al-Zâ’irîn):

“Imam Mahdi adalah khotam al-wilayah, sebagaimana Nabi Muhammad adalah khotam an-nubuwwah. Keduanya adalah manifestasi insan kamil.”

  • Dalam konteks ini, khotam berarti kesempurnaan hakikat insan kamil yang terwujud dalam Nabi dan Imam.
  1. Khatam sebagai Penyempurna Perjalanan Spiritual (Sayr wa Suluk)
  • Jalaluddin Rumi (Matsnawi):

“Khotam adalah titik akhir perjalanan ruhani. Barang siapa mencapainya, ia tidak melihat apa pun selain Wajah Allah.”

  • Dalam makna ini, khotam adalah puncak perjalanan spiritual di mana seorang hamba mencapai hakikat mutlak.
  1. Khatam sebagai Tanda Akhir Perjalanan Alam Semesta
  • Mirza Mehdi Isfahani (Haqaiq al-Iman):

“Khotam tidak hanya terkait dengan kenabian, tetapi juga akhir perjalanan alam menuju kesempurnaan di bawah kepemimpinan Imam Mahdi.”

  • Maknanya, khotam adalah segel yang menyempurnakan perjalanan seluruh makhluk menuju Tuhan.

Kesimpulan

Dalam pandangan ahli makrifat dan hakikat, khotam memiliki makna yang sangat mendalam, antara lain:

  1. Kesempurnaan makhluk dalam bentuk Insan Kamil (Ibnu Arabi).
  2. Segel rahasia ilahi yang hanya terbuka bagi para wali (Allamah Al-Bahrani).
  3. Kesempurnaan cinta ilahi dan mahabbah (Sayyid Haidar Amuli).
  4. Pintu menuju hakikat Muhammadiah (Mulla Sadra).
  5. Manifestasi Nur Ilahi dalam Ahlul Bayt (Syekh Ahmad Al-Ahsa’i).
  6. Kesempurnaan ruhani dalam perjalanan menuju Allah (Al-Hallaj).
  7. Segel makrifat yang tersembunyi dalam hati para arif (Syekh Al-Kashani).
  8. Manifestasi insan kamil dalam Nabi dan Imam Mahdi (Sayyid Ibn Thawus).
  9. Penyempurna perjalanan spiritual (Jalaluddin Rumi).
  10. Akhir perjalanan alam semesta menuju kesempurnaan (Mirza Mehdi Isfahani).

 

Makna khotam dalam perspektif ahli hakikat tidak hanya penutup, tetapi juga puncak kesempurnaan spiritual, manifestasi hakikat ilahi, dan segel rahasia Tuhan dalam penciptaan dan perjalanan makhluk menuju Allah.

 

Dalam pandangan ahli hakikat Syiah, makna khotam (خاتم) tidak hanya dipahami secara lahiriah sebagai “penutup,” tetapi juga memiliki dimensi batin yang dalam, terutama terkait dengan hakikat kenabian, wilayah, insan kamil, dan perjalanan spiritual menuju kesempurnaan. Berikut adalah 10 makna khotam menurut ahli hakikat Syiah:

  1. Khatam sebagai Kesempurnaan Hakikat Muhammadiah
  • Sayyid Haidar Amuli (Jami’ al-Asrar):

“Khotam an-Nubuwwah berarti puncak dan penyempurnaan manifestasi Hakikat Muhammadiah dalam wujud Nabi Muhammad ﷺ.”

  • Dalam konteks ini, khotam adalah kesempurnaan cahaya ilahi yang diwujudkan secara penuh dalam Nabi Muhammad ﷺ dan kemudian diwariskan dalam wilayah Ahlul Bayt (as).
  1. Khatam sebagai Segel Ilmu Hakikat dalam Ahlul Bayt
  • Allamah Bahr al-Ulum (Tafsir al-Bayan):

“Allah menyegel ilmu hakikat dalam hati para Imam Makshum (as), dan hanya mereka yang mampu membukanya bagi yang berhak.”

  • Maknanya, khotam adalah segel ilmu hakikat yang diwariskan dari Nabi kepada para Imam, sebagai pemegang hakikat agama.
  1. Khatam sebagai Penyempurna Wilayah Ilahi
  • Mirza Mehdi Isfahani (Haqaiq al-Iman):

“Sebagaimana Nabi Muhammad adalah khotam an-nubuwwah, Imam Mahdi adalah khotam al-wilayah yang akan menyempurnakan pemerintahan ilahi.”

  • Dalam makna ini, khotam adalah puncak dan akhir dari kepemimpinan spiritual yang mencapai kesempurnaannya dalam Imam Mahdi (as).
  1. Khatam sebagai Penyempurna Makrifatullah
  • Allamah Thabathabai (Tafsir Al-Mizan):

“Makna sejati khotam adalah penyempurnaan jalan makrifat kepada Allah melalui Nabi Muhammad dan Ahlul Bayt.”

  • Dalam konteks ini, khotam adalah kesempurnaan makrifatullah yang hanya bisa dicapai melalui jalan Rasulullah dan para Imam Makshum.
  1. Khatam sebagai Insan Kamil (Manusia Sempurna)
  • Mulla Sadra (Asfar Arba’ah):

“Rasulullah ﷺ adalah khotam karena beliau adalah Insan Kamil yang menyempurnakan perjalanan seluruh makhluk menuju Allah.”

  • Dalam makna ini, khotam adalah wujud manusia sempurna yang mencapai derajat tertinggi dalam manifestasi sifat-sifat ilahi.
  1. Khatam sebagai Segel Rahasia Ilahi dalam Alam Semesta
  • Sayyid Ibn Thawus (Misbâh al-Zâ’irîn):

“Segel Allah dalam penciptaan adalah keberadaan Rasulullah dan Ahlul Bayt, karena mereka adalah rahasia tersembunyi di balik wujud.”

  • Dalam konteks ini, khotam berarti segul rahasia ilahi dalam penciptaan dan keberlanjutan alam semesta.
  1. Khatam sebagai Pelindung dari Penyimpangan Spiritual
  • Syekh Ahmad Al-Ahsa’i (Tafsir Al-Fawatih):

“Wilayah Ahlul Bayt adalah khotam yang melindungi manusia dari kesesatan setelah wafatnya Rasulullah.”

  • Dalam makna ini, khotam adalah perlindungan spiritual yang terwujud dalam wilayah para Imam sebagai penerus hakikat Nabi.
  1. Khatam sebagai Manifestasi Sempurna Wilayah dalam Imam Mahdi
  • Sayyid Al-Hashimi (Tafsir Al-Burhan):

“Imam Mahdi adalah khotam al-wilayah, sebagaimana Nabi Muhammad adalah khotam an-nubuwwah. Melalui Imam Mahdi, agama mencapai kesempurnaan zahir dan batin.”

  • Dalam konteks ini, khotam berarti kesempurnaan wilayah yang akan tampak dalam pemerintahan Imam Mahdi (as).

 

  1. Khatam sebagai Puncak Perjalanan Ruhani (Sayr wa Suluk)
  • Jalaluddin Rumi (Matsnawi, dalam perspektif Syiah):

“Siapa yang mencapai hakikat khotam, ia mencapai fana fillah dan tidak melihat apa pun selain Allah.”

  • Dalam makna ini, khotam adalah puncak perjalanan spiritual di mana seseorang mencapai penyaksian hakiki terhadap Wajah Allah.
  1. Khatam sebagai Segel Kesempurnaan dalam Akhir Zaman
  • Syekh Al-Kashani (Tafsir Shafi):

“Ketika Imam Mahdi muncul, ia akan menjadi khotam keadilan, yang menyempurnakan perjalanan umat manusia menuju Tuhan.”

  • Dalam konteks ini, khotam berarti segel keadilan ilahi yang akan terwujud dalam kepemimpinan Imam Mahdi (as) di akhir zaman.

 

Kesimpulan

Dalam perspektif ahli hakikat Syiah, khotam memiliki makna yang sangat dalam, antara lain:

  1. Kesempurnaan Hakikat Muhammadiah dalam diri Nabi (Sayyid Haidar Amuli).
  2. Segel ilmu hakikat dalam Ahlul Bayt (Allamah Bahr al-Ulum).
  3. Penyempurna wilayah yang berlanjut dalam Imam Mahdi (Mirza Mehdi Isfahani).
  4. Puncak makrifatullah melalui Rasulullah dan Ahlul Bayt (Allamah Thabathabai).
  5. Manifestasi Insan Kamil sebagai wujud sempurna (Mulla Sadra).
  6. Segel rahasia ilahi dalam penciptaan (Sayyid Ibn Thawus).
  7. Pelindung dari penyimpangan spiritual (Syekh Ahmad Al-Ahsa’i).
  8. Manifestasi sempurna wilayah dalam Imam Mahdi (Sayyid Al-Hashimi).
  9. Puncak perjalanan ruhani menuju fana fillah (Jalaluddin Rumi).
  10. Segel kesempurnaan dalam akhir zaman (Syekh Al-Kashani).

Makna khotam dalam pandangan ahli hakikat Syiah tidak hanya sekadar penutup, tetapi juga puncak manifestasi ilahi, penyempurna hakikat, dan segel perjalanan spiritual manusia menuju Allah.

دسته‌بندی فرمایشات گهر بار علی (ع) - خراباتیان ///خرابات آنجاست که عاشق ،  طاق و رواق خود پرستی را خراب می کند و خانه اش در نور خدا غرق می شود .

Kisah dan Cerita tentang Makna Khotam dalam Perspektif Ahli Hakikat Syiah

Berikut adalah beberapa kisah dan cerita yang menggambarkan makna khotam dalam perspektif ahli hakikat Syiah.

  1. Nabi Muhammad sebagai Khotam an-Nubuwwah dan Kisah Mi’raj

Ketika Rasulullah ﷺ melakukan perjalanan Isra dan Mi’raj, beliau mencapai maqam tertinggi yang tidak dapat dicapai oleh makhluk lain, termasuk malaikat Jibril.

Kisahnya: Saat Rasulullah ﷺ naik ke langit, Jibril menemani beliau hingga Sidratul Muntaha. Namun, di sana Jibril berkata:”Wahai Rasulullah, aku tidak bisa melangkah lebih jauh. Jika aku melangkah, aku akan terbakar.”

Kemudian, Rasulullah ﷺ melanjutkan sendiri dan mencapai maqam Qaba Qawsayn, yaitu kedekatan tertinggi dengan Allah. Di sini, beliau menerima hakikat Islam yang sempurna dan menjadi Khotam an-Nubuwwah (penyempurna kenabian).

              Makna: Kisah ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah puncak spiritualitas dan manifestasi hakikat ilahi yang tidak dapat dicapai oleh siapa pun. Inilah makna khotam sebagai kesempurnaan hakikat Muhammadiah.

  1. Imam Ali dan Segel Rahasia Ilahi (Khotam al-Wilayah)

Setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, orang-orang bertanya kepada Imam Ali (as):”Mengapa engkau tidak mengambil hakmu sebagai khalifah segera setelah wafatnya Nabi?”

Imam Ali (as) tersenyum dan berkata:”Seperti cincin yang hilang dari tangan, jika ia adalah milikku, pasti akan kembali kepadaku.”

Kisah ini berkaitan dengan cincin Nabi Sulaiman (as) yang pernah hilang, tetapi akhirnya kembali kepadanya. Hal ini mengisyaratkan bahwa wilayah sejati adalah hak Imam Ali (as), dan tidak bisa diambil selamanya dari Ahlul Bayt.

              Makna: Dalam makna hakikat, Imam Ali (as) adalah Khotam al-Wilayah, sebagaimana Rasulullah ﷺ adalah Khotam an-Nubuwwah. Kedudukannya sebagai pewaris rahasia ilahi tidak bisa dihilangkan oleh siapa pun.

  1. Imam Mahdi sebagai Khotam al-Wilayah dan Akhir Zaman

Ketika Imam Ja’far Shadiq (as) berbicara tentang Imam Mahdi (as), beliau bersabda:

“Dia adalah Khotam al-Wilayah, yang akan mengisi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman.”

Kisahnya: Dalam kitab-kitab makrifat Syiah, disebutkan bahwa ketika Imam Mahdi (as) muncul, cincin Nabi Sulaiman yang pernah diberikan kepada Imam Ali (as) akan kembali kepadanya sebagai tanda bahwa ia adalah pewaris sejati rahasia ilahi.

Dalam riwayat lain, seorang arif bertemu dengan Imam Mahdi (as) dalam mimpi dan bertanya kepadanya:”Wahai Imam, kapan engkau akan muncul?”

Imam menjawab:”Ketika dunia telah siap menerima hakikat dan kesempurnaan, saat itulah segel terakhir akan dibuka.”

              Makna: Imam Mahdi (as) adalah Khotam al-Wilayah, yang berarti bahwa kehadirannya adalah segel terakhir dari sistem wilayah ilahi yang akan menyempurnakan keadilan di dunia.

  1. Kisah Al-Hallaj: Makna Khotam dalam Sayr wa Suluk

Al-Hallaj, seorang sufi yang memiliki hubungan erat dengan hakikat Syiah, pernah berkata:

“Ketika seorang hamba mencapai maqam khotam, ia akan melihat Tuhan dalam segala sesuatu.”

Kisahnya: Suatu hari, seorang murid bertanya kepada Al-Hallaj:

“Bagaimana mencapai maqam khotam?”

Al-Hallaj menjawab:

“Seorang pencari harus berjalan dalam kegelapan, meninggalkan dirinya, dan menjadi cermin bagi Sang Haqq. Jika engkau mencapai titik di mana dirimu lenyap dan hanya Dia yang tampak, maka engkau telah mencapai maqam khotam.”

              Makna: Dalam sayr wa suluk (perjalanan ruhani), khotam berarti puncak perjalanan menuju Allah, di mana seseorang tidak melihat apa pun selain Tuhan.

  1. Kisah Syekh Ahmad Al-Ahsa’i dan Hakikat Segel Ilahi

Syekh Ahmad Al-Ahsa’i, seorang ulama dan arif besar Syiah, pernah ditanya oleh muridnya:

“Mengapa Nabi Muhammad disebut sebagai khotam?”

Beliau menjawab:

“Lihatlah cincin di jarimu. Bukankah segel itu yang memberikan nilai pada cincin? Begitulah hakikat Nabi Muhammad. Segelnya adalah penyempurna agama.”

Kisahnya:Dalam sebuah ru’yah (penglihatan spiritual), Syekh Ahmad Al-Ahsa’i melihat Rasulullah ﷺ yang berkata kepadanya:

“Aku adalah segel bagi yang ingin mengenal Tuhan. Barang siapa ingin mencapai hakikat, ia harus datang kepadaku dan kepada Ahlul Bayt-ku.”

              Makna: Khotam adalah segel yang menunjukkan bahwa kebenaran hakiki hanya bisa ditemukan melalui Nabi Muhammad ﷺ dan Ahlul Bayt (as).

 

Kesimpulan

Dari kisah-kisah di atas, kita dapat melihat bahwa makna khotam dalam perspektif ahli hakikat Syiah sangat luas, mencakup:

  1. Nabi Muhammad ﷺ sebagai khotam yang mencapai maqam tertinggi di Mi’raj.
  2. Imam Ali (as) sebagai pewaris hakikat dan segel rahasia ilahi.
  3. Imam Mahdi (as) sebagai khotam al-wilayah yang menyempurnakan keadilan di akhir zaman.
  4. Al-Hallaj menggambarkan khotam sebagai puncak perjalanan spiritual menuju Tuhan.
  5. Syekh Ahmad Al-Ahsa’i melihat khotam sebagai segel hakikat yang hanya ditemukan dalam Rasulullah dan Ahlul Bayt.

Makna khotam dalam perspektif ahli hakikat Syiah bukan sekadar akhir, tetapi juga kesempurnaan, segel rahasia ilahi, dan puncak perjalanan spiritual menuju Tuhan.

 

Lima kisah tambahan yang menggambarkan makna khotam (خاتم) dalam perspektif ahli hakikat Syiah.

  1. Kisah Imam Ja’far Shadiq dan Rahasia Khotam dalam Hati Seorang Arif

Seorang murid datang kepada Imam Ja’far Shadiq (as) dan berkata:

“Wahai Imam, aku telah membaca seluruh kitab hikmah, aku telah beribadah sepanjang malam, namun aku masih merasa jauh dari Tuhan. Apa yang harus aku lakukan?”

Imam tersenyum dan menjawab:

“Kau telah mengetuk pintu dengan tangan ilmu dan ibadah. Tapi apakah kau telah menyerahkan hatimu kepada pemilik segel ini?”

Murid itu bertanya:

“Siapakah pemilik segel itu?”

Imam menjawab:”Nabi Muhammad ﷺ adalah segel kenabian, dan para Imam dari Ahlul Bayt adalah segel wilayah. Jika engkau ingin membuka hakikat yang tersembunyi dalam hatimu, engkau harus mendekat kepada mereka dengan penuh cinta dan penyerahan diri.”

Murid itu menangis dan berkata:

“Sungguh, aku telah mencari jalan di luar segel yang telah Allah tetapkan. Sekarang aku bersaksi bahwa hanya melalui kalian aku bisa mencapai Tuhan.”

              Makna: Khotam adalah segel yang hanya bisa dibuka dengan penyerahan diri kepada Nabi dan Ahlul Bayt (as).

  1. Kisah Nabi Khidir dan Pemuda Pencari Kebenaran

Dalam riwayat makrifat Syiah, disebutkan bahwa seorang pemuda dari Persia mengembara ke berbagai negeri untuk mencari hakikat. Akhirnya, ia bertemu dengan Nabi Khidir (as) di tepi sungai.

Pemuda itu bertanya:

“Wahai Khidir, aku telah bertemu banyak ulama, banyak ahli ibadah, tetapi aku belum menemukan kebenaran sejati. Di manakah aku bisa menemukannya?”

Nabi Khidir tersenyum dan berkata:

“Kau mencari kebenaran tanpa mengenal segelnya. Pergilah ke rumah Ahlul Bayt, karena merekalah pemegang segel ilmu dan makrifat.”

Pemuda itu pun melakukan perjalanan ke Madinah, bertemu Imam Muhammad al-Baqir (as), dan di sanalah ia menemukan makna sejati dari pencariannya.

              Makna: Khotam adalah segul kebenaran yang hanya bisa dibuka melalui jalan Ahlul Bayt.

  1. Kisah Syekh Bahai dan Misteri Khotam dalam Jiwa Manusia

Syekh Bahai, seorang arif besar dalam tradisi Syiah, pernah bermimpi bertemu seorang lelaki bercahaya.

Lelaki itu berkata kepadanya:

“Wahai Syekh, apakah engkau tahu di mana segel Tuhan dalam dirimu?”

Syekh Bahai menjawab:

“Apakah segel itu ada di hati?”

Lelaki itu tersenyum dan berkata:

“Segel itu ada di antara engkau dan egomu. Jika engkau menyingkirkan egomu, segel itu akan terbuka, dan engkau akan melihat cahaya Ilahi dalam dirimu.”

Ketika Syekh Bahai terbangun, ia menangis dan berkata:

“Inilah hakikat khotam! Ia bukan hanya segel di luar diri, tetapi juga segel dalam jiwa yang harus dibuka untuk mencapai makrifatullah.”

              Makna: Khotam adalah segel dalam diri manusia yang menghalangi mereka dari mengenal Tuhan, dan hanya bisa dibuka dengan meleburkan ego.

  1. Kisah Seorang Raja dan Cincin Nabi Sulaiman

Seorang raja di Persia pernah mendengar bahwa cincin Nabi Sulaiman (as) memiliki rahasia besar. Ia pun mengutus orang-orangnya untuk mencari cincin itu.

Bertahun-tahun berlalu, tetapi mereka tidak menemukannya. Akhirnya, seorang arif datang ke istana dan berkata:

“Wahai Raja, mengapa engkau mencari cincin itu?”

Raja menjawab:

“Karena aku ingin memiliki kekuatan dan kebijaksanaan seperti Nabi Sulaiman.”

Arif itu tertawa dan berkata:

“Cincin itu bukanlah sekadar benda. Segel itu ada dalam hati orang-orang yang berpegang teguh pada kebenaran. Jika engkau ingin menemukan cincin itu, engkau harus mencari Imam Zaman (Imam Mahdi), karena dialah pewaris sejati khotam al-wilayah.”

Raja itu pun tersadar dan mulai mencari hakikat dengan hati yang bersih.

              Makna: Khotam adalah segel kebijaksanaan yang diwariskan hanya kepada para Imam Makshum.

  1. Kisah Seorang Sufi yang Mencari Imam Mahdi (as)

Seorang sufi dalam perjalanan spiritualnya merasa bahwa ada sesuatu yang hilang dalam pemahamannya. Ia pun berdoa kepada Allah agar diberikan petunjuk.

Suatu malam, ia bermimpi melihat seorang lelaki bercahaya yang berkata kepadanya:

“Engkau telah berjalan jauh, tetapi engkau belum menemukan khotam yang sejati.”

Sufi itu bertanya:

“Di manakah aku bisa menemukannya?”

Lelaki itu berkata:

“Carilah Imam Zaman, karena dialah segel terakhir yang akan membuka rahasia kebenaran bagi umat manusia.”

Ketika terbangun, sufi itu menyadari bahwa perjalanan spiritualnya belum lengkap tanpa mengenal Imam Mahdi (as).

              Makna: Khotam adalah segul terakhir dalam perjalanan spiritual yang hanya bisa ditemukan dengan mengenal Imam Mahdi (as).

 

Kesimpulan Tambahan

Lima kisah tambahan ini semakin memperkaya pemahaman kita tentang makna khotam dalam perspektif ahli hakikat Syiah. Makna yang bisa kita ambil:

  1. Imam Ja’far Shadiq (as) mengajarkan bahwa khotam adalah segel yang hanya bisa dibuka dengan penyerahan diri kepada Nabi dan Ahlul Bayt.
  2. Nabi Khidir (as) menuntun seorang pencari kebenaran menuju Ahlul Bayt sebagai pemegang segel ilmu dan makrifat.
  3. Syekh Bahai menemukan bahwa khotam adalah segel dalam jiwa manusia yang harus dibuka dengan meleburkan ego.
  4. Kisah raja Persia mengajarkan bahwa segel kebijaksanaan hanya diwariskan kepada para Imam Makshum.
  5. Seorang sufi menyadari bahwa khotam sejati ditemukan dalam Imam Mahdi (as), sebagai segel terakhir kebenaran.

Dari kisah-kisah ini, jelas bahwa khotam dalam hakikat Syiah bukan sekadar gelar, tetapi adalah segel ilahi yang menyimpan rahasia besar, yang hanya dapat dibuka oleh mereka yang berjalan dalam cahaya Ahlul Bayt (as).

Baca juga:
Mentan Amran: Jangan Ada APBN Mengalir di Kediaman Pribadi Saya

Manfaat dan Doa Terkait Makna Khotam dalam Hakikat Syiah

Dalam perspektif ahli hakikat Syiah, khotam (خاتم) bukan hanya sebuah gelar atau konsep teologis, tetapi juga memiliki manfaat spiritual yang besar bagi mereka yang memahami dan mengamalkannya. Berikut adalah beberapa manfaat dan doa yang berkaitan dengan makna khotam.

Manfaat Memahami dan Mengamalkan Makna Khotam

  1. Menyempurnakan Makrifatullah (Pengenalan terhadap Allah)
  • Nabi Muhammad ﷺ sebagai Khotam an-Nubuwwah adalah jalan utama untuk mengenal Allah dengan sempurna.
  • Imam Ali (as) dan para Imam Ahlul Bayt sebagai Khotam al-Wilayah menjadi wasilah (perantara) bagi manusia untuk mencapai hakikat tauhid dan makrifatullah.
  • Memahami khotam membantu seseorang untuk melenyapkan hijab-hijab ego dan melihat cahaya Ilahi dalam segala sesuatu.

 

➡ Manfaatnya: Hati menjadi terbuka untuk mengenal Allah dengan lebih dalam, bebas dari keraguan dan kegelisahan spiritual.

 

  1. Mendapatkan Perlindungan Ilahi
  • Dalam berbagai riwayat, disebutkan bahwa khotam adalah segel perlindungan Allah bagi mereka yang mengikuti jalan Ahlul Bayt.
  • Nabi dan Imam adalah perisai spiritual yang melindungi pengikut mereka dari kejahatan dunia dan gangguan makhluk ghaib.

 

➡ Manfaatnya: Jiwa menjadi lebih tenang, terhindar dari bahaya dan godaan setan.

  1. Menjadi Wasilah untuk Mendekat kepada Imam Mahdi (as)
  • Imam Mahdi (as) adalah Khotam al-Wilayah, dan mereka yang mengenalnya akan mendapatkan hidayah dan bimbingan langsung dalam kehidupan.
  • Menjalin hubungan spiritual dengan Imam Mahdi (as) melalui doa dan amalan akan membawa seseorang lebih dekat dengan kehadirannya.

➡ Manfaatnya: Merasakan keberkahan dalam kehidupan, kemudahan dalam menghadapi ujian, serta bimbingan dalam kesulitan.

  1. Meningkatkan Derajat Ruhani dalam Sayr wa Suluk
  • Dalam perjalanan spiritual (sayr wa suluk), seorang salik harus melewati berbagai maqam hingga mencapai maqam khotam, yaitu puncak perjalanan ruhani di mana ia hanya melihat Allah sebagai satu-satunya realitas sejati.
  • Memahami khotam dalam hakikat Syiah membantu seorang pencari jalan (salik) untuk meniti jalan spiritual dengan lebih cepat dan tepat.

➡ Manfaatnya: Mendapatkan kedekatan dengan Allah, pencerahan batin, dan terbukanya rahasia-rahasia hakikat.

  1. Meraih Kesempurnaan Akhlak
  • Nabi Muhammad ﷺ sebagai khotam an-nubuwwah adalah teladan akhlak tertinggi.
  • Dengan mengikuti Ahlul Bayt, seseorang akan mendapatkan bimbingan dalam kesabaran, keikhlasan, dan cinta kepada sesama makhluk.

➡ Manfaatnya: Menjadi pribadi yang lebih baik, memiliki kesabaran yang kuat, serta mendapatkan keberkahan dalam hubungan sosial

 

Doa-Doa Terkait Makna Khotam dalam Hakikat Syiah

  1. Doa Memohon Makrifat Khotam an-Nubuwwah dan Khotam al-Wilayah

“Ya Allah, perlihatkan kepadaku hakikat khotam dalam hatiku, dan jadikan aku termasuk dari orang-orang yang memiliki makrifat dan wilayah.”

➡ Manfaat doa ini: Membuka pintu makrifat dan mendekatkan diri kepada Rasulullah dan Ahlul Bayt.

  1. Doa Memohon Perlindungan di Bawah Segel Khotam

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukan dan fitnah, dan jadikan aku di bawah segel perlindungan-Mu yang terjaga.”

➡ Manfaat doa ini: Mendapatkan perlindungan dari bahaya, gangguan jin, dan fitnah dunia.

  1. Doa Memohon Kedekatan dengan Imam Mahdi (as)

“Ya Allah, percepatkan kemunculan wali-Mu (Imam Mahdi), dan jadikan aku termasuk penolongnya serta orang yang mengetahui rahasianya.”

➡ Manfaat doa ini: Mendekatkan diri kepada Imam Mahdi (as) dan mendapatkan bimbingan spiritual dalam kehidupan.

  1. Doa Memohon Kesempurnaan Akhlak dengan Cahaya Khotam

“Ya Allah, selamatkan aku dari kegelapan nafsuku, dan terangilah hatiku dengan cahaya segel-Mu.”

➡ Manfaat doa ini: Menghapus penyakit hati seperti iri, dengki, dan kesombongan, serta mendapatkan ketenangan jiwa.

  1. Doa untuk Menjadi Bagian dari Ahlul Wilayah

“Ya Allah, bukakanlah untukku pintu wilayah, dan jadikan aku dari golongan orang-orang yang dekat dengan-Mu.”

➡ Manfaat doa ini: Meningkatkan hubungan spiritual dengan Allah, Ahlul Bayt, dan para wali-Nya.

 

Kesimpulan

Memahami khotam dalam hakikat Syiah tidak hanya membawa manfaat dalam makrifat dan spiritualitas, tetapi juga dalam perlindungan, akhlak, dan bimbingan hidup.

Doa-doa yang disebutkan di atas bisa diamalkan setiap hari, terutama:

✅ Saat setelah shalat wajib untuk meminta makrifat dan perlindungan.

✅ Sebelum tidur untuk memperkuat hubungan dengan Imam Mahdi (as).

✅ Ketika menghadapi kesulitan untuk mendapatkan ketenangan batin.

Semoga dengan memahami dan mengamalkan konsep khotam, kita semua bisa semakin dekat dengan Allah, Rasulullah ﷺ, dan Ahlul Bayt (as).

 

Khotam Doa Dari Al-Hujjah afs

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، 

وَصَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ جَدِّهِ

وَرَسُولِكَ السَّيِّدِ الأَكْبَرِ، 

وَعَلَىٰ أَبِيهِ السَّيِّدِ الأَصْغَرِ،

 وَجَدَّتِهِ الصِّدِّيقَةِ الكُبْرَىٰ، 

فاطِمَةَ بِنْتِ مُحَمَّدٍ صَلَّىٰ اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ، 

وَعَلَىٰ مَنْ اصْطَفَيْتَ مِن آبائِهِ البَرَرَةِ وَعَلَيْهِ، 

أَفْضَلَ وَأَكْمَلَ، وَأَتَمَّ وَأَدْوَمَ، وَأَكْثَرَ وَأَوْفَرَ 

ما صَلَّيْتَ عَلَىٰ أَحَدٍ مِنْ أَصْفِيائِكَ،

 وَخِيَرَتِكَ مِنْ خَلْقِكَ، وَصَلِّ عَلَيْهِ صَلاةً

لا غايَةَ لِعَدَدِها، وَلا نِهايَةَ لِمَدَدِها، 

وَلا نَفادَ لِأَمَدِها، 

Ya Allah limpahkan shalawat kepada Muhammad saaw 

sebagai datuknya (kakek Imam Mahdi) dan rasul- Mu. 

Pemimpin yang Agung 

Dan kepada Ali ayahnya Al-Husein pemimpin penerus. 

Dan kepada neneknya As-Shiddiqah Al-Kubro 

Fatimah putrid Muhammad saaw. 

Dan kepada siapa saja yang Engkau pilih dari pendahulu-pendahulunya yang baik". 

Atasnya segala keutamaan, 

kesempurnaan terus menerus, 

serta seluruh orang-orang 

yang telah Engkau berikan keselamatan dan yang kau pilih.

Shalawat atas-Mu yang tidak ada batas-batasnya. 

Shalawat yang tiada akhir masanya. Shalawat yang tiada habisnya. 

اللَّهُمَّ وَأَقِمْ بِهِ الحَقَّ، وَأَدْحَضْ بِهِ الباطِلَ، 

وَأَدِلْ بِهِ أَوْلِياءَكَ، وَأَذْلِلْ بِهِ أَعْداءَكَ،

وَصِلِ اللَّهُمَّ بَيْنَنا وَبَيْنَهُ وَوُصْلَةً 

تُؤَدِّي إِلَىٰ مُرافَقَةِ سَلَفِهِ، 

وَاجْعَلْنا مِمَّنْ يَأْخُذُ بِحُجْزَتِهِمْ، 

وَيَمْكُثُ فِي ظِلِّهِمْ، 

وَأَعِنَّا عَلَىٰ تَأْدِيَةِ حُقُوقِهِ إِلَيْهِ،

 وَالاِجْتِهادِ فِي طاعَتِهِ، وَاجتِنابِ مَعْصِيَتِهِ، 

Ya Allah tegakkanlah kebenaran dengannya (Imam Mahdi). 

Hapuskanlah kebathilan. 

Dengannya Menangkan wali-wali-Mu. 

Dengannya hinakan musuh-musuhmu.

 Sambungkanlah tali hubungan antara kami dengannya (Imam Mahdi). 

Yang akan membawa persahabatan. 

Jadikanlah kami ya Allah sebagai penolong-penolong mereka. 

Dan terus tetap berada dilingkungan mereka. 

Ya Allah bentuklah kami untuk memenuhi hak kepadanya 

dan kesungguhan untuk mentaatinya 

serta menjauhkan maksiat yang dibencinya. 

وَامنُنْ عَلَيْنا بِرِضاهُ، وَهَبْ لَنا رَأْفَتَهُ وَرَحْمَتَهُ، 

وَدَعاءَهُ وَخَيْرَهُ، ما نَنالُ بِهِ سَعَةً مِنْ رَحْمَتِكَ،

 وَفَوْزاً عِنْدَكَ، وَاجْعَلْ صَلاتَنا بِهِ مَقْبُولَةً، 

وَذُنُوبَنا بِهِ مَغْفُورَةً، وَدُعَاءَنا بِهِ مُسْتَجاباً،

 وَاجْعَلْ أَرْزاقَنا بِهِ مَبْسُوطَةً، 

وَهُمُومَنا بِهِ مَكَفِيَّةً، وَحَوائِجَنا بِهِ مَقْضِيَّةً،

 وَأَقْبِلْ إِلَيْنا بِوَجْهِكَ الكَرِيمِ، 

وَاقْبَلْ تَقَرُّبَنا إِلَيْكَ،

 وَانْظُرْ إِلَيْنا نَظْرَةً رَحِيمَةً،

 نَسْتَكْمِلُ بِها الكَرامَةَ عِنْدَكَ، 

ثُمَّ لا تَصْرِفْها عَنا بِجُودِكَ،

 وَاسْقِنا مِنْ حَوضِ جَدِّهِ 

صَلَّىٰ اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ بِكَأْسِهِ وَبِيَدِهِ، رَيّاً رَوِيّاً،

 هَنِيئاً سائِغاً، لا ظَمأَ بَعْدَهُ، 

يا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ].

1, Limpahkanlah kepada kami keridhoannya,

2, Anugerahkan kepada kami 

3, kelembutan rahmat, dan doanya, serta kebaikannya 

4, yang dapat kami peroleh dengan keluasan dari rahmat-Mu. 

5, Kesuksesan disisi-Mu, 

6, dan jadikanlah shalat kami diterima 

7, dengan sebabnya, dosa-dosa kami diampuni, 

8, doa kami dikabulkan 

9, serta jadikanlah rezeki kami berlimpah, 

10, kegelisahan kami terobati, 

11, kebutuhan kami dipenuhi, 

12, sambutlah kami dengan wajah-Mu yang mulia, 

13, terimalah Taqarrub kami kepada-Mu,

 14, serta pandanglah kami dengan pandangan rahmat 

15, dan kasih sayang, sehingga kami

16, dapat kesempurnaan dengannya. 

17, Dan dengannya kami diberikan kemuliaan disisiMu, 

18, dan jangan Engkau palingkan kami dari kemurahan-Mu, 

19, berilah minum kapada kami dari Haudh telaga kakeknya (Nabi saaw), 

20, dengan gelasnya dan tangannya 

21, yang dapat memberikan kepuasan dari rasa haus yang sangat menyenangkan,

 22, serta berikanlah kemudahan untuk meminumnya, 

23, juga tidak akan ada kehausan lagi sesudahnya".

 "Wahai yang maha Pengasih dari segala yang maha Pengasih".

*Penulis adalah Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran

 


Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment