Makna Al-Faraj (Bagian Pertama)

Supa Athana - Entertainment
22 February 2025 08:06
Makna Al-Faraj sangat luas dan dalam, bergantung pada bagaimana seseorang memaknainya dalam kehidupan spiritual dan sosialnya.

Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya*

Baca juga:
Mentan Andi Amran Sulaiman Masuk Enam Besar Menteri Memuaskan era Prabowo - Gibran

Dalam tradisi Islam, istilah Al-Faraj (الفرج) memiliki berbagai makna tergantung pada konteks penggunaannya. Berikut makna Al-Faraj yang sering dibahas dalam sumber-sumber Islam:
1.Kemenangan dan Kebebasan dari Kesulitan
•Al-Faraj sering diartikan sebagai jalan keluar dari kesulitan dan penderitaan, baik dalam kehidupan individu maupun masyarakat.
2.Kedatangan Imam Mahdi (af)
•Dalam Syiah, Al-Faraj sering dikaitkan dengan kemunculan Imam Mahdi (af), yang akan membawa keadilan dan menghapuskan kezaliman.
3.Pembebasan Jiwa dari Kegelapan
•Dalam irfan, Al-Faraj berarti terbebasnya hati dan jiwa dari kegelapan hawa nafsu dan keterikatan duniawi.
4.Rahmat dan Karunia Ilahi
•Al-Faraj adalah bentuk rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya setelah kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi cobaan.
5.Penerimaan Doa dan Permohonan
•Dalam hadis, Al-Faraj juga bermakna terkabulnya doa seorang mukmin setelah ia berdoa dengan ikhlas.
6.Ketenangan dan Kesejahteraan Batin
•Seorang arif melihat Al-Faraj sebagai kondisi jiwa yang mencapai ketenangan hakiki melalui makrifatullah.
7.Kematian sebagai Jalan Menuju Kebenaran
•Sebagian ulama irfan memandang kematian sebagai bentuk Al-Faraj karena ia adalah pintu menuju pertemuan dengan Allah dan kehidupan abadi.
8.Terangkatnya Tirai Hijab Spiritual
•Al-Faraj juga bermakna tersingkapnya hijab antara hamba dan Tuhan sehingga ia dapat merasakan kehadiran Ilahi secara langsung.
9.Keadilan dan Penegakan Hak
•Dalam aspek sosial, Al-Faraj berarti datangnya keadilan setelah penindasan, seperti yang terjadi dalam revolusi Imam Mahdi (af).
10.Keberhasilan dalam Ujian Kehidupan
•Al-Faraj adalah hasil dari kesabaran dalam menghadapi cobaan dan ujian, yang pada akhirnya membawa seseorang kepada kedekatan dengan Allah.
 
Makna Al-Faraj sangat luas dan dalam, bergantung pada bagaimana seseorang memaknainya dalam kehidupan spiritual dan sosialnya. Dari sudut pandang ahli hakikat, Al-Faraj sejati adalah penyaksian langsung terhadap kehadiran Allah dalam setiap keadaan.
 
Dalam Al-Qur’an, istilah Al-Faraj (الفرج) secara langsung tidak disebutkan, tetapi konsepnya banyak dibahas dalam berbagai ayat dengan makna jalan keluar dari kesulitan, pertolongan Allah, dan kemenangan bagi orang-orang yang sabar dan bertakwa. Berikut makna Al-Faraj menurut Al-Qur’an beserta ayat-ayat yang relevan:
1. Al-Faraj sebagai Jalan Keluar dari Kesulitan
Allah menjanjikan bahwa setiap kesulitan pasti memiliki solusi dan kemudahan.
📖 “Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5-6)
2. Al-Faraj sebagai Pertolongan Allah kepada Orang Beriman
Allah selalu menolong hamba-Nya yang bertakwa dan bertawakal kepada-Nya.
📖 “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. 65 : 2)
3. Al-Faraj melalui Kesabaran dan Keteguhan
Kemenangan dan pertolongan datang bagi mereka yang bersabar.
📖 “Dan sungguh, Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
4. Al-Faraj dalam Bentuk Kemenangan atas Musuh
Allah memberikan jalan keluar bagi orang beriman dengan mengalahkan musuh mereka.
📖 “Dan Allah telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah.” (QS. Ali ‘Imran: 123)
5. Al-Faraj sebagai Rahmat setelah Cobaan
Setelah penderitaan, Allah memberikan rahmat kepada hamba-Nya.
📖 “Kemudian, setelah kesusahan itu, Kami ganti dengan kesenangan, sehingga mereka mengalami pertumbuhan yang baik dan bertambah banyak.” (QS. Al-A’raf: 95)
6. Al-Faraj sebagai Keajaiban dan Mukjizat
Allah membebaskan Nabi Yunus dari perut ikan setelah doanya.
📖 “Maka Kami kabulkan (doa)nya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anbiya: 88)
7. Al-Faraj sebagai Pembebasan dari Penindasan
Allah memberikan jalan keluar bagi Bani Israil dari kezaliman Fir’aun.
📖 “Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi, dan Kami hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).” (QS. Al-Qasas: 5)
8. Al-Faraj sebagai Ketenangan Hati dalam Iman
Orang yang bertakwa akan diberikan ketenangan oleh Allah.
📖 “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
9. Al-Faraj sebagai Kematangan Spiritual melalui Ujian
Ujian adalah cara Allah membersihkan dan meninggikan derajat seorang hamba.
📖 “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu?” (QS. Al-Baqarah: 214)
10. Al-Faraj dalam Bentuk Kedatangan Imam Mahdi (af) dan Keadilan
Allah menjanjikan datangnya pemimpin yang akan menegakkan keadilan setelah kezaliman.
📖 “Dan sungguh, Kami telah menuliskan dalam Zabur setelah (tertulis) dalam Lauh Mahfuz, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.” (QS. Al-Anbiya: 105)
 
Kesimpulan
Dari ayat-ayat di atas, Al-Faraj dalam Al-Qur’an mencakup pertolongan Allah, kemenangan atas musuh, pembebasan dari kesulitan, ketenangan hati, serta datangnya keadilan di dunia. Dalam perspektif Syiah, Al-Faraj terbesar adalah kemunculan Imam Mahdi (af) yang akan membawa keadilan bagi seluruh umat manusia.
 
Dalam hadis-hadis Islam, Al-Faraj (الفرج) memiliki berbagai makna yang berkaitan dengan pertolongan Allah, jalan keluar dari kesulitan, kemenangan bagi orang beriman, dan khususnya kedatangan Imam Mahdi (af). Berikut makna Al-Faraj berdasarkan hadis:
1. Al-Faraj sebagai Kedatangan Imam Mahdi (af)
Dalam mazhab Syiah, Al-Faraj sering dikaitkan dengan kemunculan Imam Mahdi (af) yang akan membawa keadilan setelah kezaliman.
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bersabda:
“Sesungguhnya mereka yang menunggu Al-Faraj adalah mereka yang berada dalam kebahagiaan terbesar.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 52, Hal. 122)
2. Al-Faraj sebagai Kemenangan bagi Orang Sabar
Kesabaran dalam menghadapi cobaan akan membawa jalan keluar dari Allah.
📝 Rasulullah (saw) bersabda:
“Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama dengan kesabaran, dan kelapangan (Al-Faraj) datang setelah kesulitan.”
📖 (Musnad Ahmad, Jilid 1, Hal. 307)
3. Al-Faraj sebagai Pertolongan Allah dalam Ujian
Setiap ujian akan diikuti dengan solusi jika seseorang bertawakal kepada Allah.
📝 Imam Ali (as) bersabda:
“Jika kesulitan menimpamu, bersabarlah, karena bersama dengan kesabaran ada Al-Faraj.”
📖 (Ghurar al-Hikam, hadis 1682)
4. Al-Faraj sebagai Cahaya bagi Hati yang Beriman
Keimanan yang kuat membawa ketenangan dan solusi dalam hidup.
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bersabda:”Orang yang mengenal Allah dengan sebenar-benarnya, akan selalu melihat Al-Faraj dalam setiap urusannya.”(Al-Kafi,  2 ; 55)
5. Al-Faraj melalui Doa dan Munajat
Berdoa kepada Allah akan membuka pintu kemudahan.
📝 Rasulullah (saw) bersabda:
“Barang siapa sering berdoa, pintu Al-Faraj akan terbuka untuknya.”
📖 (Musnad Ahmad, Jilid 3, Hal. 18)
6. Al-Faraj dalam Bentuk Pertolongan Ilahi yang Tak Terduga
Allah akan membantu orang beriman dari arah yang tidak mereka duga.
📝 Imam Musa Al-Kazim (as) bersabda:”Jika engkau melihat kesulitan semakin berat, maka ketahuilah bahwa Al-Faraj semakin dekat.”(Bihar al-Anwar, 75 : 354)
7. Al-Faraj sebagai Keberhasilan setelah Ujian Kehidupan
Kesabaran dalam ujian adalah kunci untuk mendapatkan kemudahan.
📝 Rasulullah (saw) bersabda:Dunia ini adalah tempat ujian, dan setelah ujian ada Al-Faraj.”
📖 (Nahj al-Fasahah, hadis 4030)
8. Al-Faraj sebagai Keadilan setelah Kezaliman
Allah akan memberikan keadilan kepada orang yang tertindas.
📝 Imam Ali (as) bersabda:
“Demi Allah, keadilan pasti akan kembali meskipun setelah waktu yang lama, itulah Al-Faraj yang dijanjikan.”
📖 (Nahjul Balaghah, Khutbah 100)
9. Al-Faraj sebagai Kematangan Spiritual melalui Kesabaran
Orang yang sabar akan mengalami pertumbuhan spiritual yang besar.
📝 Imam Hasan (as) bersabda:
“Kesabaran membawa seseorang kepada Al-Faraj yang lebih besar dari apa yang ia harapkan.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 78, Hal. 113)
10. Al-Faraj sebagai Kebangkitan Imam Mahdi (af) yang Dinanti
Kemunculan Imam Mahdi (af) adalah Al-Faraj terbesar yang dijanjikan Allah.
📝 Rasulullah (saw) bersabda:
“Jika dunia ini hanya tersisa satu hari, Allah akan memanjangkan hari itu hingga muncul seorang dari keturunanku yang akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman.”
📖 (Sunan Abu Dawud, Kitab Al-Mahdi, hadis 4282)
 
Kesimpulan
Dari hadis-hadis di atas, Al-Faraj memiliki makna spiritual dan sosial:
✅ Spiritual – Al-Faraj adalah ketenangan hati, pertumbuhan spiritual, dan kedekatan dengan Allah melalui kesabaran, doa, dan tawakal.
✅ Sosial – Al-Faraj adalah datangnya keadilan setelah kezaliman, yang berpuncak pada kedatangan Imam Mahdi (af) sebagai penegak keadilan terakhir.
 
Maka, menunggu Al-Faraj bukan sekadar pasif, tetapi harus diiringi dengan usaha, kesabaran, dan doa, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah (saw) dan Ahlul Bait (as).

‫دعای فرج با معنی و تفسیر + فضیلت ها ...‬‎
Dalam hadis-hadis Ahlul Bait (as), Al-Faraj (الفرج) memiliki makna yang luas, mencakup pertolongan Allah, pembebasan dari kesulitan, kemenangan bagi orang beriman, dan terutama kedatangan Imam Mahdi (af). Berikut adalah 10 makna Al-Faraj menurut hadis Ahlul Bait (as):
1. Al-Faraj sebagai Kedatangan Imam Mahdi (af)
Kedatangan Imam Mahdi (af) adalah Al-Faraj terbesar yang ditunggu oleh kaum mukminin.
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bersabda:”Sesungguhnya mereka yang menunggu Al-Faraj adalah mereka yang berada dalam kebahagiaan terbesar.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 52, Hal. 122)
 
📝 Imam Al-Hasan Al-Askari (as) bersabda:”Demi Allah, Al-Faraj akan datang. Ia pasti akan datang. Namun, tidaklah engkau bersabar atasnya?”
📖 (Ghaibah Al-Nu’mani, Hal. 200)
2. Al-Faraj sebagai Jalan Keluar dari Kesulitan
Allah akan memberi jalan keluar bagi orang yang bertakwa dan bersabar.
📝 Imam Musa Al-Kazim (as) bersabda:”Jika engkau melihat kesulitan semakin berat, maka ketahuilah bahwa Al-Faraj semakin dekat.”(Bihar al-Anwar, 75 : 354)
3. Al-Faraj sebagai Pertolongan Allah setelah Ujian
Kesabaran adalah kunci untuk mendapatkan pertolongan Allah.
📝 Imam Ali (as) bersabda:
“Kesabaran adalah kunci Al-Faraj.”
📖 (Ghurar al-Hikam, hadis 1682)
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bersabda:”Tidaklah seorang hamba ditimpa ujian kecuali Allah telah menyiapkan baginya Al-Faraj, asalkan ia bersabar.”
📖 (Al-Kafi, Jilid 2, Hal. 55)
4. Al-Faraj melalui Doa dan Munajat
Doa yang tulus akan membuka pintu kemudahan.
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bersabda:”Perbanyaklah doa untuk mempercepat Al-Faraj, karena itulah solusi bagi kesulitanmu.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 53, Hal. 181)
5. Al-Faraj sebagai Keadilan setelah Kezaliman
Allah akan menghapuskan kezaliman dengan menghadirkan keadilan.
📝 Imam Ali (as) bersabda:
“Demi Allah, keadilan pasti akan kembali meskipun setelah waktu yang lama. Itulah Al-Faraj yang dijanjikan.”
📖 (Nahjul Balaghah, Khutbah 100)
6. Al-Faraj sebagai Cahaya bagi Orang yang Beriman
Iman yang kuat membawa ketenangan dan solusi dalam hidup.
📝 Imam Al-Baqir (as) bersabda:
“Orang yang mengenal Allah dengan sebenar-benarnya akan selalu melihat Al-Faraj dalam setiap urusannya.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 78, Hal. 225)
7. Al-Faraj sebagai Kesabaran dalam Penantian Imam Mahdi (af)
Menunggu Imam Mahdi (af) dengan sabar memiliki pahala yang besar.
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bersabda:”Barang siapa yang menunggu Al-Faraj dengan sabar, maka ia seperti orang yang berperang di sisi Rasulullah (saw).”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 52, Hal. 125)
8. Al-Faraj sebagai Ujian untuk Mengangkat Derajat Mukminin
Allah menguji hamba-Nya sebelum memberikan Al-Faraj.
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) bersabda:”Sebelum datangnya Al-Faraj, kalian akan diuji dengan ketakutan dan kesulitan, tetapi bersabarlah, karena kemenangan bagi orang yang bertakwa.”
📖 (Ghaibah Al-Nu’mani, Hal. 210)
9. Al-Faraj sebagai Rahmat Allah yang Tak Terduga
Allah akan memberi pertolongan dari arah yang tidak disangka-sangka.
📝 Imam Ali Zainal Abidin (as) bersabda:”Terkadang seseorang berputus asa, padahal Al-Faraj sudah dekat.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 78, Hal. 113)
10. Al-Faraj sebagai Akhir dari Kezaliman dengan Kebangkitan Imam Mahdi (af)
Dunia yang dipenuhi kezaliman akan dipenuhi keadilan oleh Imam Mahdi (af). 📝 Rasulullah (saw) bersabda:
“Jika dunia ini hanya tersisa satu hari, Allah akan memanjangkan hari itu hingga muncul seorang dari keturunanku yang akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman.”
📖 (Sunan Abu Dawud, Kitab Al-Mahdi, hadis 4282)
 
Kesimpulan
Hadis-hadis Ahlul Bait (as) menunjukkan bahwa Al-Faraj memiliki makna spiritual dan sosial:
✅ Spiritual – Al-Faraj adalah jalan keluar dari kesulitan, ketenangan hati, dan pertumbuhan spiritual melalui kesabaran, doa, dan tawakal.
✅ Sosial – Al-Faraj adalah datangnya keadilan setelah kezaliman, yang berpuncak pada kedatangan Imam Mahdi (af) sebagai penegak keadilan terakhir.
Maka, menunggu Al-Faraj bukan hanya sikap pasif, tetapi harus diiringi dengan kesabaran, usaha, dan doa, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah (saw) dan Ahlul Bait (as).
 
Para mufasir Al-Qur’an menafsirkan istilah Al-Faraj (الفرج) sebagai kelapangan, pelepasan dari kesulitan, atau pertolongan Allah yang datang setelah masa-masa sulit. Makna ini sejalan dengan penggunaan kata “fa-ra-j” dalam bahasa Arab yang berarti “terlepas dari kesedihan dan kegundahan”  .
 
Dalam konteks tafsir, Al-Faraj sering dikaitkan dengan janji Allah bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan. Para mufasir menekankan pentingnya kesabaran dan tawakal kepada Allah dalam menghadapi cobaan, dengan keyakinan bahwa pertolongan dan kelapangan akan datang pada waktunya.
 
Selain itu, dalam tradisi Islam, khususnya dalam ajaran Ahlul Bait, Al-Faraj juga merujuk pada kedatangan Imam Mahdi (af) yang diyakini akan membawa keadilan dan menghapus kezaliman di dunia. Penantian akan Al-Faraj dalam konteks ini mengajarkan umat untuk tetap berharap dan berusaha dalam mencapai kehidupan yang lebih baik di bawah naungan keadilan ilahi.
 
Secara keseluruhan, para mufasir menafsirkan Al-Faraj sebagai konsep yang mengajarkan umat untuk selalu bersabar, berdoa, dan berharap kepada Allah dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, dengan keyakinan bahwa setiap kesulitan pasti akan diikuti oleh kemudahan dan pertolongan dari-Nya.
 
Dalam tafsir Syiah, Al-Faraj (الفرج) memiliki makna yang luas dan mendalam, yang mencakup jalan keluar dari kesulitan, pertolongan Allah, kemenangan bagi orang beriman, serta kedatangan Imam Mahdi (af) sebagai Al-Faraj terbesar. Para mufasir Syiah sering menafsirkan Al-Faraj dalam konteks ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang kesabaran, ujian, dan janji pertolongan Allah.
 
Berikut adalah beberapa pandangan mufasir Syiah tentang Al-Faraj:
1. Al-Faraj sebagai Kemudahan setelah Kesulitan
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 5-6)
 
📝 Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathabai):
Allamah Thabathabai menjelaskan bahwa ayat ini menegaskan hukum Allah dalam kehidupan manusia, bahwa setiap kesulitan pasti memiliki jalan keluar. Ia menafsirkan kata “اليسر” (kemudahan) sebagai pertolongan Allah yang datang setelah cobaan, baik dalam bentuk materi, spiritual, maupun sosial.
2. Al-Faraj sebagai Jalan Keluar bagi Orang Bertakwa
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”
(QS. At-Talaq: 2)
 
📝 Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn (Syaikh Ali bin Ibrahim Al-Qummi):
Syaikh Al-Qummi dalam tafsirnya menyebut bahwa Al-Faraj dalam ayat ini mencakup dua hal:
1.Jalan keluar dalam kehidupan dunia, yaitu pertolongan Allah dalam menghadapi kesulitan.
2.Jalan keluar di akhirat, yaitu terbebas dari siksa dan mendapatkan surga.
Ia juga mengaitkan ayat ini dengan kemunculan Imam Mahdi (af) sebagai jalan keluar dari fitnah dan kezaliman di akhir zaman.
3. Al-Faraj sebagai Pertolongan Ilahi bagi Kaum yang Tertindas
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi, dan Kami hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).”
(QS. Al-Qasas: 5)
 
📝 Tafsir Mir’atul Anwar (Syaikh Al-Asfahani): Dalam tafsir ini, Al-Faraj dikaitkan dengan kebangkitan Imam Mahdi (af) yang akan mengangkat orang-orang yang tertindas dan menghapuskan kezaliman. Tafsir ini juga mengaitkan ayat ini dengan hadis dari Rasulullah (saw) bahwa akhir zaman akan dipenuhi dengan kezaliman, tetapi kemudian akan datang pemimpin dari Ahlul Bait (Imam Mahdi) yang membawa keadilan ke seluruh dunia.
 
4. Al-Faraj sebagai Ganjaran bagi Orang Sabar
“Dan sungguh, Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 155)
 
📝 Tafsir Al-Burhan (Syaikh Al-Bahrani):”Syaikh Al-Bahrani dalam tafsirnya menyebutkan bahwa kesabaran dalam menghadapi cobaan adalah kunci untuk mendapatkan Al-Faraj. Ia menukil hadis dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as):”Jika engkau melihat kesulitan semakin berat, ketahuilah bahwa Al-Faraj sudah dekat.”
Hadis ini menunjukkan bahwa semakin besar ujian yang dihadapi seseorang, semakin dekat pula pertolongan Allah yang akan datang.
 
5. Al-Faraj sebagai Kedatangan Imam Mahdi (af) dan Keadilan di Dunia
“Dan sungguh, Kami telah menuliskan dalam Zabur setelah (tertulis) dalam Lauh Mahfuz, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.”
(QS. Al-Anbiya: 105)
 
📝 Tafsir Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathabai):”Allamah Thabathabai dalam tafsirnya menyatakan bahwa ayat ini merupakan janji Allah tentang kemenangan kaum yang beriman. Ia menyebut bahwa menurut Ahlul Bait (as), Al-Faraj terbesar adalah kebangkitan Imam Mahdi (af), yang akan memenuhi bumi dengan keadilan setelah dipenuhi dengan kezaliman.
 
📝 Tafsir Majma’ Al-Bayan (Syaikh Thabarsi): Syaikh Thabarsi menafsirkan bahwa hamba-hamba yang saleh dalam ayat ini adalah para pengikut Imam Mahdi (af), yang akan menjadi pewaris bumi ketika keadilan ditegakkan.
6. Al-Faraj sebagai Hasil dari Doa dan Permohonan kepada Allah
“Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu’.”
(QS. Ghafir: 60)
 
📝 Tafsir Al-Mizan (Allamah Thabathabai):”Allamah Thabathabai menjelaskan bahwa doa adalah salah satu sarana utama untuk mendapatkan Al-Faraj. Ia mengutip hadis dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (as):”Perbanyaklah doa untuk mempercepat Al-Faraj, karena itu adalah solusi dari kesulitan kalian.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 53, Hal. 181)
7. Al-Faraj sebagai Balasan bagi Orang yang Beriman dan Beramal Saleh
“Barang siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, pasti Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik.”
(QS. An-Nahl: 97)
 
📝 Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn (Syaikh Ali bin Ibrahim Al-Qummi):
Dalam tafsirnya, Syaikh Al-Qummi menafsirkan bahwa kehidupan yang baik (حَيَاةً طَيِّبَةً) dalam ayat ini adalah Al-Faraj dalam kehidupan dunia dan akhirat. Orang yang istiqamah dalam iman dan amal saleh akan mendapatkan kemudahan, ketenangan, dan kebahagiaan dari Allah.
8. Al-Faraj sebagai Pembebasan dari Kezaliman oleh Para Imam Ahlul Bait (as)
“Dan Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan mereka meyakini ayat-ayat Kami.”
(QS. As-Sajdah: 24)
 
📝 Tafsir Al-Burhan (Syaikh Al-Bahrani):”Syaikh Al-Bahrani menyebut bahwa ayat ini berbicara tentang para Imam Ahlul Bait (as) yang menjadi sumber hidayah dan pembebasan umat dari kezaliman. Puncaknya adalah kedatangan Imam Mahdi (af) sebagai Al-Faraj terbesar, yang akan menuntun manusia menuju keadilan sejati.
9. Al-Faraj sebagai Akhir dari Ujian dan Kesulitan Hidup
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ dan mereka tidak akan diuji?”(QS. Al-Ankabut: 2)
 
📝 Tafsir Majma’ Al-Bayan (Syaikh Thabarsi):”Syaikh Thabarsi menjelaskan bahwa ujian adalah bagian dari kehidupan manusia, tetapi bagi mereka yang bersabar dan bertawakal, Al-Faraj pasti akan datang. Dalam hadis disebutkan:
Imam Ali Zainal Abidin (as) bersabda:”Terkadang seseorang berputus asa, padahal Al-Faraj sudah sangat dekat.”
📖 (Bihar al-Anwar, Jilid 78, Hal. 113)
10. Al-Faraj sebagai Pemenuhan Janji Allah tentang Kemenangan Islam
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk memenangkan agama ini atas semua agama, meskipun orang-orang musyrik membencinya.”(QS. At-Taubah: 33)
 
📝 Tafsir Tafsir As-Safi (Mulla Muhsin Al-Kashani):”Mulla Al-Kashani menjelaskan bahwa ayat ini adalah janji Allah bahwa Islam akan menang secara mutlak di bawah kepemimpinan Imam Mahdi (af). Ini adalah Al-Faraj global, di mana seluruh dunia akan dipenuhi dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman.
 
Kesimpulan :
Dari tafsir mufasir Syiah, Al-Faraj memiliki makna yang lebih luas dari sekadar kebangkitan Imam Mahdi (af). Ini mencakup:
✅ Spiritual: Doa, amal saleh, kesabaran, dan tawakal membawa Al-Faraj dalam kehidupan individu.
✅ Sosial: Al-Faraj terjadi ketika umat terbebas dari kezaliman dan dituntun oleh para Imam (as) menuju keadilan.
✅ Eskatologis: Al-Faraj terbesar adalah kemenangan Islam secara global di bawah kepemimpinan Imam Mahdi (af).
 
Kesimpulannya, Al-Faraj bukan sekadar menunggu keajaiban, tetapi harus diusahakan melalui kesabaran, ibadah, perjuangan melawan kezaliman, dan penguatan iman.
 
Dalam perspektif ahli makrifat dan hakikat, Al-Faraj bukan hanya sekadar jalan keluar dari kesulitan atau kedatangan Imam Mahdi (af), tetapi makna terdalamnya adalah tersingkapnya hakikat Ilahi dalam hati seorang hamba.
 
Para arif Syiah melihat Al-Faraj sebagai terbukanya hijab antara hamba dengan Allah, yang membawa cahaya makrifat, ketenangan batin, dan kesempurnaan spiritual. Berikut adalah 10 makna Al-Faraj menurut ahli makrifat dan hakikat:
 
1. Al-Faraj sebagai Fana’ dalam Cahaya Ilahi
Al-Faraj tertinggi adalah saat seseorang mencapai fana’ (lenyapnya ego) dalam Allah (swt).
“Maka ke mana pun kamu menghadap, di situlah wajah Allah.”
(QS. Al-Baqarah: 115)
 
📝 Syaikh Ibn Arabi:”Hakikat Al-Faraj adalah saat hijab antara hamba dan Tuhan tersingkap, sehingga ia melihat hanya Allah dalam segala sesuatu.”
 
📝 Syaikh al-Kasani (murid Sayyid Haidar Amuli, seorang arif Syiah):
“Seseorang tidak akan mencapai Al-Faraj sejati hingga ia bebas dari belenggu dunia dan hanya melihat Allah sebagai satu-satunya wujud yang hakiki.”
2. Al-Faraj sebagai Makrifat kepada Allah
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (mengenal-Ku).”(QS. Adz-Dzariyat: 56)
 
📝 Sayyid Haidar Amuli (arif Syiah abad ke-14):”Al-Faraj sejati bukanlah sekadar kemenangan duniawi, tetapi tersingkapnya hakikat Allah dalam hati seorang arif.”
 
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as):
“Jika seseorang telah mencapai makrifat kepada Allah, maka segala kesempitan dunia tidak lagi berarti baginya, dan ia telah mencapai Al-Faraj.”
3. Al-Faraj sebagai Tajalli (Manifestasi) Nur Muhammad (saw) dalam Diri Hamba
“Sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan Kitab yang jelas.”
(QS. Al-Ma’idah: 15)
 
📝 Sayyid Haydar Amuli:
“Al-Faraj terbesar adalah saat Nur Muhammad (hakikat kenabian) menyinari hati seorang hamba, sehingga ia melihat segala sesuatu dengan cahaya kenabian.”
4. Al-Faraj sebagai Kesempurnaan Ibadah melalui Iman Hakiki
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai keyakinan (hakikat) datang kepadamu.”
(QS. Al-Hijr: 99)
Imam Ali as ; “Aku tidak menyembah Tuhan karena takut neraka atau menginginkan surga, tetapi karena Dia layak untuk disembah. Inilah Al-Faraj yang hakiki.”
5. Al-Faraj sebagai Sirr (Misteri) yang Hanya Diketahui oleh Ahlul Hakikat
“Dan Dia mengajarkan kepadamu apa yang sebelumnya tidak kamu ketahui.”(QS. Al-Baqarah: 151)
 
📝 Sayyid Ibn Thawus:”Al-Faraj bukanlah sesuatu yang bisa dipahami oleh akal biasa. Ia adalah rahasia yang hanya diketahui oleh mereka yang telah menempuh jalan hakikat.”
6. Al-Faraj sebagai Perjalanan dari Nafs (Jiwa) ke Ruh (Spirit Ilahi)
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.”
(QS. Al-Fajr: 27-28)
 
📝 Syaikh Al-Kashani:”Al-Faraj terjadi ketika seseorang meninggalkan nafsu duniawi dan mencapai kedamaian dalam ruhnya yang bersatu dengan cahaya Ilahi.”
7. Al-Faraj sebagai Hakikat Menunggu Imam Mahdi (af) dalam Diri Sendiri
“Sungguh Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”(QS. Ar-Ra’d: 11)
 
📝 Syaikh Muhyiddin Ibn Arabi:
“Menunggu Al-Faraj bukan sekadar menanti kedatangan Imam Mahdi (af), tetapi menemukan hakikat Mahdawiyah dalam diri sendiri, yaitu kesempurnaan ruhani.”
8. Al-Faraj sebagai Kematian Sebelum Kematian (Mati Sebelum Mati)
“Setiap jiwa akan merasakan mati.”
(QS. Al-Ankabut: 57)
📝 Hadis Nabi (saw):
“Matilah sebelum kamu mati, karena dalam kematian (spiritual) terdapat kehidupan sejati.”
📝 Imam Ali (as):”Barang siapa mengenal dirinya, maka ia telah mencapai Al-Faraj sejati.”
9. Al-Faraj sebagai Hilangnya Dualitas antara Hamba dan Tuhan
“Dialah yang Awal dan Akhir, yang Zhahir dan Batin.”(QS. Al-Hadid: 3)
 
📝 Allamah Thabathabai:
“Ketika seseorang melihat bahwa dirinya dan seluruh alam semesta tidak memiliki keberadaan sendiri kecuali karena Allah, itulah Al-Faraj.”
10. Al-Faraj sebagai Kembali kepada Fitratullah (Sifat Ketuhanan dalam Diri Manusia)
”(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atasnya.”(QS. Ar-Rum: 30)
 
📝 Syaikh Al-Fudhail:
“Al-Faraj sejati adalah saat seseorang kembali kepada fitrah sucinya dan melihat bahwa dirinya adalah pantulan dari sifat-sifat Ilahi.”
 
Kesimpulan
Menurut ahli makrifat dan hakikat:
✅ Al-Faraj bukan hanya tentang kemenangan fisik atau duniawi, tetapi tentang tersingkapnya hakikat Ilahi dalam diri manusia.
✅ Al-Faraj sejati adalah kesadaran bahwa hanya Allah yang ada, dan segala sesuatu selain-Nya hanyalah manifestasi dari-Nya.
✅ Menunggu Al-Faraj bukan berarti pasif, tetapi perjalanan menuju penyucian jiwa dan mencapai kesempurnaan spiritual.
 
Jadi, bagi para arif, Al-Faraj adalah kembalinya manusia kepada Tuhan dalam keadaan makrifat, bebas dari ego dan keterikatan dunia.
 
Menurut ahli hakikat Syiah, Al-Faraj (الفرج) bukan sekadar pembebasan dari kesulitan duniawi atau kemenangan fisik, tetapi jalan menuju penyaksian hakikat Ilahi, tersingkapnya nur (cahaya) makrifat, serta kebebasan dari keterikatan dunia dan nafsu. Al-Faraj sejati adalah tersingkapnya realitas ketuhanan dalam hati seorang insan kamil (manusia sempurna).
 
Berikut makna Al-Faraj menurut ahli hakikat Syiah, berdasarkan ajaran para arif dan sufi Syiah:
 
1. Al-Faraj sebagai Tajalli (Manifestasi) Hakikat Allah dalam Hati
“Ke manapun kamu menghadap, di sanalah Wajah Allah.”
(QS. Al-Baqarah: 115)
 
📝 Sayyid Haidar Amuli (arif Syiah abad ke-14):”Al-Faraj terbesar adalah saat hijab-hijab antara hamba dan Tuhan tersingkap, dan ia menyaksikan Allah di setiap gerak dan diamnya.”
 
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as):
“Barang siapa mengenal dirinya, maka ia telah mengenal Tuhannya. Itulah hakikat Al-Faraj.”
2. Al-Faraj sebagai Fana’ Fillah (Melebur dalam Allah)
“Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Wajah-Nya.”(QS. Al-Qasas: 88)
 
📝 Ibnu Arabi dalam “Fusus al-Hikam”:”Ketika seorang hamba mencapai fana’ (lenyapnya ego), ia tidak lagi melihat dirinya sebagai wujud independen, melainkan hanya sebagai refleksi dari Tuhan. Inilah Al-Faraj hakiki.”
3. Al-Faraj sebagai Penyingkapan Rahasia Ahlul Bait (as)
“Tidak seorang pun mengetahui ilmu hakikat kecuali mereka yang telah disucikan.”(QS. Al-Waqi’ah: 79)
 
📝 Sayyid Ibn Thawus:”Al-Faraj adalah ketika seseorang mencapai hakikat wilayah (kedekatan spiritual) dengan Ahlul Bait (as), sehingga ilmu batin tersingkap baginya.”
 
📝 Imam Ja’far Ash-Shadiq (as):
“Seandainya orang-orang mengetahui keindahan perkataan kami, niscaya mereka akan mengikuti kami. Itulah Al-Faraj bagi hati yang mencari kebenaran.”
4. Al-Faraj sebagai Cahaya Nur Muhammad (saw) dalam Diri
“Sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan Kitab yang jelas.”(QS. Al-Ma’idah: 15)
 
📝 Syaikh Rajab Borsi (arif Syiah abad ke-14):”Nur Muhammad adalah cahaya yang menerangi alam semesta. Al-Faraj sejati adalah ketika cahaya itu memancar dalam hati seorang arif.”
5. Al-Faraj sebagai Kematian Sebelum Kematian
“Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian.”(QS. Al-Ankabut: 57)
📝 Hadis Rasulullah (saw):
“Matilah sebelum kamu mati, karena dalam kematian (spiritual) terdapat kehidupan sejati.”
📝 Allamah Thabathabai:”Al-Faraj adalah ketika seseorang ‘mati dari dirinya sendiri’ dan hidup dalam hakikat Allah.”
6. Al-Faraj sebagai Sirr (Misteri) yang Hanya Diketahui oleh Ahlul Hakikat
“Dan Dia mengajarkan kepadamu apa yang sebelumnya tidak kamu ketahui.”(QS. Al-Baqarah: 151)
 
📝 Sayyid Haidar Amuli:
“Al-Faraj bukanlah sekadar peristiwa historis, tetapi sebuah sirr (rahasia) yang hanya diketahui oleh mereka yang menempuh jalan hakikat.”
7. Al-Faraj sebagai Kebangkitan Imam Mahdi (af) dalam Diri
“Sungguh Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”(QS. Ar-Ra’d: 11)
 
📝 Syaikh Muhyiddin Ibn Arabi:
“Menunggu Al-Faraj bukan sekadar menanti kedatangan Imam Mahdi (af), tetapi menemukan hakikat Mahdawiyah dalam diri sendiri, yaitu kesempurnaan ruhani.”
8. Al-Faraj sebagai Hakikat Menyaksikan ‘Aynul Yaqin (Mata Hati)
“Sekali-kali tidak! Jika kamu mengetahui dengan ilmu yang yakin, niscaya kamu akan melihat neraka.”
(QS. At-Takatsur: 5-6)
 
📝 Syaikh Al-Kashani:”Al-Faraj terjadi ketika seseorang melihat dengan ’Aynul Yaqin, bukan sekadar dengan akal atau mata fisik.”
9. Al-Faraj sebagai Hilangnya Dualitas antara Hamba dan Tuhan
“Dialah yang Awal dan Akhir, yang Zhahir dan Batin.”(QS. Al-Hadid: 3)
 
📝 Allamah Thabathabai:”Ketika seseorang melihat bahwa dirinya dan seluruh alam semesta tidak memiliki keberadaan sendiri kecuali karena Allah, itulah Al-Faraj.”
10. Al-Faraj sebagai Kembali kepada Fitratullah (Sifat Ketuhanan dalam Diri Manusia)
”(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atasnya.”(QS. Ar-Rum: 30)
 
📝 Syaikh Al-Fudhail:”Al-Faraj sejati adalah saat seseorang kembali kepada fitrah sucinya dan melihat bahwa dirinya adalah pantulan dari sifat-sifat Ilahi.”
 
Kesimpulan
Menurut ahli hakikat Syiah, Al-Faraj bukan hanya peristiwa eksternal (seperti kemenangan politik atau sosial), tetapi peristiwa batin yang terjadi dalam hati seorang insan kamil.
✅ Al-Faraj adalah tersingkapnya hakikat Ilahi dalam hati manusia.
✅ Al-Faraj sejati bukan hanya menunggu Imam Mahdi (af), tetapi menghidupkan Mahdawiyah dalam diri sendiri.
✅ Al-Faraj terjadi ketika seseorang melebur dalam kehendak Allah dan menyadari bahwa tidak ada yang wujud selain-Nya.
 
Para arif Syiah menekankan bahwa menunggu Al-Faraj bukan berarti pasif, melainkan perjalanan spiritual untuk menyucikan hati agar mampu menyaksikan Allah dalam segala sesuatu.

*Penulis adalah Pelayan Pesantren Pertanian dan Pengamalan Al-Quran

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment